Light novel indo Novel indo Isekai novel indo

Hail the king chapter 4

Chapter 4: “Barbarian” Fei


“Kenapa aku ada disini? Apa yang terjadi?”
Peristiwa baru saja lebih membuat Fei semakin bingung. Satu-satunya hal yang ia tau jelas adalah ia tiba-tiba secara ajaib muncul di dunia yang tampak seperti Diablo setelah suara dingin dan misterius itu mengucaptkan beberapa ucapan khas dari layar yang memuat sebuah game. Melihat kesekitar, Fei menyadari kalau dia sudah menjadi seorang “Barbarian”, yang dikenali Fei sebagai salah satu karakter dalam game.
Kapak tangan yang berkarat ada di tangan kanannya, dan sebuah tameng yang bobrok dan hampir seperti sampah di tangan kirinya. Tak butuh waktu lama untuk membuat Fei menyadari dengan sendirinya keadaannya di dalam game.
Selanjutnya, tiba-tiba sebuah layar berteknologi tinggi muncul dihadapannya entah darimana, seperti layar yang muncul dalam kediaman Iron Man.
Gamer: Fei
Kelas: Barbarian
Level: 1
Experience: 0/5000
Strength: 30Dexterity: 20
Intelligence: 10Vitality: 20
Damage: 3-7Accuracy: 102
Armor: 11Endurance: 92
Health: 45Resource (Fury): 10
Fire-Resistance: 0Cold-Resistance: 0
Lightning-Resistance: 0Poison-Resistance: 0
……
“Ini adalah atribut-ku dalam game?”
Fei melihat namanya di atas layar. “Apa-apaan! Aku baru saja menjadi raja dan sekarang aku berada dalam dunia game? Dan seorang barbarian? NOOO! Setidaknya biarkan aku menjadi lebih berkelas seperti seorang wizard atau crusader.”
Saat itu, seorang berbaju zirah biru berlari kearahnya.
“Selamat datang, orang asing. Aku tak terkejut melihat orang sepertimu disini. Banyak pengelana sudah berjalan kesini sejak masalah baru-baru ini dimulai. Aku ragu kalau kau sudah mendengar tragedy yang menimpa kota Tristam. Beberapa orang berkata kalau Diablo, sang Dewa Teror, kembali berjalan di dunia ini lagi…”
Pria itu terus menerus bercerita dengan dialognya. Rahang Fei langsung jatuh.
Sebagai salah satu fans asli dari game Diablo, Fei langsung mengenali kalau orang ini adalah Warriv, seorang NPC (Karakter yang tak bisa dimainkan) dari [Rogue Encampment] dari baris dialog-nya dan cara berpakaiannya. Setiap kali seorang pemain baru muncul, pria ini akan berlari ke pemain itu dengan tanda tanya emas besar diatas kepalanya.
Fei mengamatinya sembari mendengarkan kata-katanya.
Gerakannya ataupun ekspresi wajahnya tak tampak seperti sebuah/seorang NPC. Kalau Fei tak mengenali orang ini, dia akan berpikir kalau Warriv adalah orang asli. Bahkan panas yang ia hembuskan saat berbicara berubah menjadi kabut putih di udara yang dingin. Fei bahkan merasakan kelembabannya.
“Aku tak begitu yakin apakah NPC di dunia ini punya kecerdasan?”
Setelah Warriv menyelesaikan pidato panjanganya, Fei dengan sengaja menanyakan beberapa pertanyaan.
“Hey, apa nama gadis ibumu? Dimana kau tumbuh besar?”
Akan tetapi, Warriv tak menghiraukan pertanyaannya. Dia langsung pergi setelah selesai.
Meninggalkan Fei yang masih tak tau apa-apa.
Setelah berpikir sementara waktu, Fei memutuskan untuk menemui orang lain – Priestess (pendeta wanita) Akara.
Dari ingatan bermain gamenya, kalau ia mengingat dengan jelas, quest (misi/penyelidikan) pertama di peta pertama Diablo [Rogue Encampment] muncul darinya, seorang priestess tinggi dari persaudarian “Sightless Eye” (Mata tanpa Pengelihatan). Selain itu, dia juga adalah pimpinan dari [Rogue Encampment] jadi Fei harus menemuinya untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
Jalanannya cukup sepi dan tak bernyawa.
Fei melewati beberapa tenda dan pagar sebelum akhirnya ia menemukan tenda priestess Akara dibelakang kurungan kereta kayu. Ada begitu banyak botol dan guci berbentuk aneh yang mengelilingi tenda. Fei merasa dia cukup jauh tapi dia sudah bisa mencium bau aneh yang muncul dari dalam guci/botol itu.
Akara, yang mengenakan baju biarawati berwarna ungu, sedang berdiri didepan tendanya.
Fei berjalan kesana dan melihat tanda tanya berwarna emas muncul diatas kepala Akara.
“Aku adalah Akara, seorang priestess tinggi dari persaudarian Sightless Eye. Aku menyambutmu, pengelana…..” Akara mulai mengenalkan dirinya sendiri, sama seperti di game aslinya.
Seperti yang telah diduga, setelah percakapan itu, dia memberi Fei sebuah quest.
“Sarang Iblis”, bunuh semua makhluk jahat di goa iblis di [Ladang Darah], tepat diluar [Rogue Encampment]. Sama seperti apa yang diingat oleh Fei. Sebuah tombol merah yang diproyeksikan muncul di sisi kiri pengelihatan Fei.
Dia menekan tombol itu dan deskripsi yang detil muncul. Tampaknya dia tak punya pilihan lain jadi ia menerima quest yang diberikan.
Fei mencoba menata kata-katanya agar tampak lebih berkelas. “Akara yang Terhormat, apa aku bisa menanyakan hal mengenai tempat ini?”
Dia ingin tau apakah NPC disini punya kecerdasan dan dia berharap dia bisa mendapatkan petunjuk kenapa ia bisa muncul di dunia ini.
“Pengelana muda, kau harus menyelesaikan quest pertamamu sebelum mengetahui lebih banyak hal…”
Jawaban dari Akara mengejutkan Fei.
Ini bukanlah sesuatu yang dinaskahkan dalam game aslinya. Itu menunjukkan kalau di dunia ini, NPC punya beberapa kebebasan, dan mereka bukanlah sejenis kode yang sudah di program sebelumnya.
Fei ingin bertanya lebih lanjut, tapi Akara sudah berbalik dan pergi ke tendanya.
Dia mencoba mengikutinya tapi di halangi oleh kekuatan misterius dan tak bisa masuk dalam jarak satu meter dari pintu masuk tenda.
“Tampaknya aku harus menyelesaikan quest terlebih dahulu…”
Setelah gagal mendapatkan jawaban dari beberapa NPC lain di [Rogue Encampment], Fei berjalan keluar dari gerbang yang dijaga oleh pengembara perempuan, dan melangkah masuk ke [Ladang Darah] yang berbahaya dimana ada banyak monster mengintai.
“Peringatan!! Gamer Fei, kamu sudah memasuki [Ladang Darah]. Membunuh monster akan memberimu kejutan yang tak terduga… tapi kalau kau gagal menyelesaikan quest, kau akan mendapatkan hukuman/penalti misterius!” kata suara misterius sebelum akhirnya tertawa seperti seorang maniak.
Fei mengenali suara yang muncul dalam benaknya tadi. Suaranya begitu cepat hingga membuat Fei hanya mendengar beberapa kalimat pertama saja. Tawanya dipenuhi dengan rasa tamak; tapi, kalau dibandingkan dengan suara dingin dan seperti mesin sebelumnya, kali ini suaranya benar-benar seperti suara manusia.
Setelah tiga jam,
“Haaap!”
Fei memotong [Quill Rat] (Tikus Berduri) dengan kapaknya. Sebuah sorot sinar turun dari langit dan menyelimuti Fei.
“Naik level!”
Ini bukanlah kali pertama hal ini terjadi, dan Fei memang sudah menunggunya. Rasanya sangat nyaman berada di dalam cahaya itu, Fei merasa ingin mendesah. Seluruh luka pendarahan di tubuhnya dari pertarungan melawan monster tertutup dan sembuh dalam jangka waktu tiga detik.
Setelah empat atau lima detik, cahaya itu menghilang.
Dua titik merah gelap muncul dihadapan Fei. Yang dikiri dinamai dengan [Poin Atribut Baru] dan yang dikanan disebut dengan [Poin Skill Baru]. Ini adalah hadiah dari tiap kali naik level.
Fei pertama membuka menu [Poin Atribut Baru].
Tiap kali setelah naik level, akan ada lima poin yang bisa digunakan Fei untuk meningkatkan kondisi fisiknya. Dia membagikan tiga poin ke [Strength] (Kekuatan) dan dua poin ke [Vitality] (Vitalitas) tanpa berpikir. Ini adalah atribut utama dari seorang “Barbarian”.
Dia kemudian membuka menu [Poin Skill Baru] dan menaruh satu poin yang ia dapat dari naik level ke [Weapon Mastery] (Penguasaan Senjata).
Fei sekarang adalah “Barbarian” level lima. Dengan dua puluh lima poin atribut yang sudah dibagikan ke [Strength] dan [Vitality]. Dari lima poin skill yang didapatkan, tiga ditaruh di [Weapon Mastery] dan dua ditaruh di skill seruan perang [Howl] (Lolongan/Auman).
Alasannya mengaturnya sedemikian rupa adalah karena ini adalah dunia nyata.
Sebagai seorang pemain; Fei bisa terluka dan cedera dari pertarungan melawan monster. Dia tidak hanya kehilangan darah, tapi dia juga seratus persen merasakan rasa sakitnya juga.

Apa yang perlu disebutkan adalah semua hal di dunia ini benar-benar nyata, bahkan monsternya. Mereka bukanlah program atau kode. Teriakan mereka, darah yang muncrat serta tubuh yang terpotong membuat tiap saraf di tubuh Fei kesal.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blogroll

BTemplates.com

Search This Blog

Powered by Blogger.

Pages