Light novel indo Novel indo Isekai novel indo

Hail the king chapter 24

Chapter 24: Dua Perintah yang Benar-benar Berbeda

“Dia?”
Pertanyaan ini mengejutkan Landes. Kedua mata yang tampak seperti hewan buas itu muncul di pikirannya seketika. Kedua mata di balik helm itu… membuatnya gemetar sedikit.
“Pria itu punya kekuatan pendekar satu bintang. Apa yang aneh adalah dia takpunya sedikitpun energi, seolah ia terlahir dengan kekuatan itu….” alndes mengatakannya sembari mencoba mengingat apa yang terjadi. “Dan juga, ia terasa seperti hewan buas dan kejam yang tumbuh, terlahir untuk bertarung dan membunuh.”
“Hewan buas?” pria kertopeng perak itu meletakkan gelasnya dan akhirnya melihat kearah Landes. Ia tertawa, “Itu adalah metafora yang menari…. Landes, kalau aku menangkap ‘hewan buas’ ini dan mengirimnya ke Koloseum Kekaisaran. Bukankah itu akan lebih menarik?”
“Colosseum? Itu adalah ide hebat, tuan….” Landes berbicara dengan menyanjung, “Kalau bajingan gila itu pergi ke Colosseum Kekaisaran, ia akan menjadi gladiator terhebat. Akan ada banyak orang yang ingin membayar mahal untuknya!”
Di benua Azeroth, Koloseum Kekaisaran adalah tempat yang ingin didatangi oleh para bangsawan.
Ada hiburan yang kejam dan penuh darah muncul setiap harinya. Budak yang kuat dan terlatih untuk membunuh dipaksa untuk ikut serta dalam pertarungan mematikan dengan seluruh jenis makhluk buas aneh dan monster berbahaya yang kesemuanya untuk menghibur para bangsawan.
Jenis pertarungan penuh darah seperti ini sudah menjadi kebiasaan di benua Azeroth. Mereka awalnya adalah upacara kurban untuk Dewa Perang, dan kemudian turun menjadi sesuatu yang murni untuk memuaskan sensasi para bangsawan. Seraya mereka menjadi semakin gila untuk hal ini, colosseum menjadi rantai keuntungan besar. Banyak kekaisaran yang terlibat didalamnya, dan hal ini juga meningkatkan pertumbuhan dalam industry perjudian. Banyak orang menjadi sangat kaya sementara orang lainnya kehilangan semua hal yang mereka miliki.
Apa yang pantas disebutkan adalah setiap orang yang menjadi kandidat sebagai gladiator punya batasan yang ketat; hanya budak dan orang miskin yang tak berperingkat yang bisa menjadi gladiator. Orang-orang yang merupakan pendekar bertingkat ataupun penyihir bertingkat tak bisa muncul di dalam koloseum. Serikat Pendekar dan Serikat Penyihir percaya kalau itu adalah penghinaan pada serikat kalau seorang pendekar atau penyihir dimasukkan dalam koloseum.
Tentu saja, tidak seperti ini saat pertama kali berjalan. Banyak bangsawan dari kekaisaran super kuat tidak mengindahkan peraturan ini. Ada kalanya dimana banyak pendekar dan penyihir dipaksa bertarung di dalam koloseum. Perilaku seperti ini sudah membuat geram para orang-orang terkuat di benua Azeroth. Lima ratus tahun yang lalu, banyak orang kuat yang datang bersama dibawah Beckenbauer, pendekar bertingkat Matahari dan Bailey, penyihir bertingkat Matahari. Bersama, mereka mengeluarkan [Deklarasi Kehormatan] dan menyapu bersih 241 kekaisaran serta 10,000 koloseum. Setelah kasus ini, tak ada satupun koloseum atau kekaisaran yang berani melawan deklarasi ini.
Dengan Deklarasi ini, seorang gladiator hebat sangat sulit ditemui. Orang-orang seperti Fei yang punya kekuatan seperti pendekat satu bintang tapi tidak memiliki energi adalah harta karun dimata orang seperti pria bertopeng perak itu. Kalau mereka melakukan semuanya dengan baik, mereka bisa untung besar. Mereka bahakn bisa membangun jaringan dengan para bangsawan dari kekaisaran yang lebih tinggi.
“[Satu], setelah malam selesai, bawa [Enam belas], [Tujuh belas], dan [Delapan Belas] dan suruh Chambord untuk menyerah. Beritahu raja idiot mereka kalau mereka mau menyerah, maka raja dan para menteri bisa diampuni, dan para penduduk tak akan dibunuh dan hanya menjadi budak… kalau tidak, sat kita menaklukkan kerajaan mereak, kita akan membunuh semua orang yang kita lihat dalam tiga hari dan mencuci kastil mereka dengan darah!” pria bertopeng perak itu berbicara dengan dingin.
Setelah ia selesai bicara, sebuah energi putih dan dingin muncul di tangannya, membekukan gelas giok dan anggur didalamnya menjadi ukiran es yang indah.
“Baik, tuan!” seorang ksatria hitam bernama [Satu] berdiri tepat disamping tenda melangkah kedepan dan menunduk.
“Eh, pastikan kau menyampaikan pesan ini kepada raja idiot itu dihadapan seluruh prajuritnya.” Pria bertopeng perak itu tersenyum jahil diwajahnya. Dia mendorong saat ia melemparkan gelasnya ke samping.
“Baik, tuan!”
[Satu] memberi hormat bersama dengan [Enam belas], [Tujuh belas] dan [Delapan belas], dan kemudian mereka pergi dari tenda.
“[Dua], [Tiga], [Empat], [Lima], [Enam]. Kalian berlima siapkan pasukan kalian. Saat Chambord membuka gerbang mereka dan menyerah, segera menyerbu masuk dengan pasukan kalian dan bunuh semua orang selain Angela dan ‘Makhluk buas’ itu.
Pria bertopeng perak itu terus memberikan perintah. Perintah keduanya benar-benar berbeda dari yang pertama. Lima ksatria hitam berjalankedepan dan memberi hormat untuk mematuhi perintah. Tetapi, mereka terkejut. [Satu] akan memberikan jalan agar Chambord bisa terus bertahan, tapi pria bertopeng perak itu langsung memberi perintah dingin begitu cepat; sejak awal ia ingin menipu Chambord.
“Waktu kita sangat ketat. Menurut rencana kita, kastil Chambord harus ditaklukkan secepat mungkin. Kalau ini berlanjut, aku khawatir kalau Kekaisaran Zenit akan mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. kita harus melakukan ini….” seolah pria bertopeng perak itu merasakan keraguan di benak anak buahnya, ia menjelaskan maksudnya. Setelahnya, ia berbalik dan bicara pada Landes, “Landes, aku harap kau bisa melakukan apa yang kau janjikan; bawakan aku kepala dari pendekar berbintang tiga itu!”
“Sesuai keinginanmu, tuanku!” Landes sangat percaya diri.
“Kalian sisanya bisa menunggu perintahku… ok, sekarang pergi persiapkan diri kalian sendiri. Saat matahari sudah terbit, kita akan mengambil tindakan!”
Semua ksatria memberi hormat dan sudah bersiap meninggalkan tenda…. Tapi saat itu-
“Tunggu!”
Penyihir misterius yang dari tadi diam menyela mereka.
Pria itu menutupi wajahnya dibalik jubah. Dia mengangguk pada pria bertopeng perak untuk memberi hormat. Suaranya kasar, seperti seorang yang sedang menyeret pedang tumpul di batu kasar. Suara bernada tingginya terdengar mengerikan, “Yang mulia, aku merasakan ada penyihir kuat di dalam kastil Chambord. Rencanamu mungkin akan dihalangi.”
“Seorang penyihir?” ekspresi wajah pria bertopeng perak itu berubah. Seorang penyihir bisa mengganggu pertarungan dengan mudah. Ia bertanya, “Guru, bisakah kau beritahu peringkat penihir ini?”
“Penyihir ini bersembunyi cukup dalam; aku rasa ia mencoba menyembunyikan sesuatu. Aku hanya merasakan keberadaannya beberap awaktu lalu…. En, dia sekitar tiga bintang!”
“Tiga bintang?” ksatria bertopeng perak itu agak rileks. “Kalau hanya penyihir bintang tiga,, maka ancamannya tidaklah begitu besar, tapi aku masih berharap kalau guru bisa membantuku besok di saat yang tepat dan menghilangkan masalah ini!”
“En.” Pria dalam jubah itu mengangguk: “Aku akan melakukannya, tapi meskipun ia hanyalah penyihir tiga bintang, kerusakan yang bisa dilakukannya cukup signifikan. Beritahu pasukanmu untuk tetap menjauh agar terluka karena kebetulan.”
Setelah mendengar kalau penyihir misterius ini menerima permintaannya, ksatria bertopeng perak itu merasa lega. Ia tersenyum, “Baik guru. Kau bisa melakukan apapun yang kau mau, hanya saja jangan rusak bagian luar dan dinding pertahanan dari Chambord.”
Penyihir misterius itu mengangguk lagi. Ia kembali diam dan energi yang dingin menyengat kembali menyelimutinya sekali lagi.
……
……
Angin sepoi-sepoi benar-benar dingin menusuk ke tulang. Fei menggigil saat ia membuka matanya.
“Bangke! Aku sedang berjaga malam…. Uhuk, uhuk. Aku tertidur? Musuh tidak menyerang bukan?” dia agak takut.
Saat ia sedang berpikir, ia mencium bau parfum yang samar. Dia berbalik dan terkejut saat menemukan Angela yang cantik sedang duduk disampingnya. Akan tetapi, ia tertidur dan bersandar di dinding batu yang dingin.
Seolah gadis ini merasakan dingin di dalam mimpinya, ia memegang lututnya dengan erat sembari melingkarkan punggungnya. Kristal embun sudah membasahi ujung dari rambutnya. Ia tersenyum seolah sedang mengalami mimpi indah. Dibawah cahaya bintang, wajah cantik dan putihnya memberi Fei kesan seolah sedang melihat seorang peri bunga.
Fei agak menggerakkan tubuhnya. Kemudian ia menemukan kalau tubuhnya sedang diselimuti dengan selimut beludru tebal. Angela jelas khawatir dan membawakannya untuknya pada tengah malam.

Merasakan kehangatan dari selimutnya, hati Fei juga merasa hangat. Untuk suatu alasan, gadis cantik dan baik dihadapannya ini mengingatkannya pada cinta pertamanya – polos, murni dan hangat…. Semuanya benar-benar indah.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blogroll

BTemplates.com

Search This Blog

Powered by Blogger.

Pages