Light novel indo Novel indo Isekai novel indo

Hail the king chapter 40

Dalam beberapa menit, hampir semua monster di tempat perburuan bergabung dalam ‘parade’, seolah mereka sedang merayakan sesuatu yang penting. Saat Fei mencapai persimpangan antara [Ladang Darah] dan [Dataran Dingin], ada sekitar tiga atau empat ratus monster dan iblis yang mengejarnya.
“Sialan!”
Fei sangat senang saat melihat hal ini. meskipun monster-monster ini berlevel rendah, jumlah besar mereka masih akan memberinya jumlah experience yang besar. Ia berhenti berlari dan mulai membersihkan para monster. Ia mengayunkan tongkatnya.
Skill Racun – [Teeth]
“Whirr-”
Sebuah awan energi kematian dingin mengalir keluar dari tongkatnya. Tiga tulang berbentuk gigi muncul entah darimana; tulang tersebut diselimuti oleh energi kematian dan melesat kearah para monster seolah mereka mengikuti arahan aneh di udara. Tiga puluh [Fallen Shaman] yang memimpin ‘parade’ dihancurkan berkeping-keping.
“Krak, krak –”
Energi mengerumuni mayat [Fallen Shaman] dan mulai bergerak. Dengan cepat, daging monster tersebut meledak dan sebuah tengkorak memegang pedang tulang di tangan kirinya dan tameng tulang di tangan kanannya berdiri. Tengkorak tersebut dengan sempurna menghadang laju monster. Tengkorak tersebut cepat, dan juga; tengkorak tersebut mengayunkan pedangnya dan membunuh sepasang [Fallen Shaman] yang berada didekatnya.
Sementara tengkorak petarungnya menghadang ‘pasukan monster’, Fei menyalahgunakan [Teeth]. Sejumlah tulang berbentuk gigi melesat kearah kerumunan monster.
Fei bahkan tak perlu menarget apapun; ada begitu banyak monster hingga selama Fei menghadap kearah yang tepat, skillnya akan bisa menghancurkan beberapa pasang monster. [Teeth] memiliki efek penetrasi, jadi skill tersebut setidaknya bisa membunuh beberapa pasang monster di jalurnya.
Setelah enam detik, tengkorak petarung yang dipanggil oleh Necromanecr Fei dihancurkan menjadi berkeping-keping oleh para monster. Fei berbalik dan berlari lagi untuk menjauh dari pasukan monster tersebut.
Ia kembali memanggil tengkorak petarung untuk menghadang jalur mereka dan sekali lagi menembakkan banyak [Teeth] pada monster dihadapannya. Proses tersebut diulang beberapa kali.
Meskipun ada beberapa situasi berbahaya, Fei bisa bereaksi dengan cepat. juga, dengan lebih dari sepuluh botol [Minor Healing Potions] dan [Minor Mana Potions], ia bisa dengan mudah hidup.
Setelah lima menit, monster terakhir dalam pasukan tersebut berteriak sembari terjatuh dalam kubangan darahnya sendiri.. Fei melirik medan pertempuran yang dipenuhi dengan anggota tubuh yang hancur dan organ yang berserakan. Darah monster dan iblis mengotori tanah. Hujan dan semua darah yang ada, satu-satunya warna yang bisa Fei lihat adalah merah. Bau dari darah dan daging memenuhi hidung Fei.
Itu benar-benar pembantaian satu sisi, tapi Fei hanya merasa kebas. Ia merasa seolah ia mulai terbiasa dengan membunuh dan kematian. Ia berevolusi dari seorang mahasiswa sebuah universitas yang akan merasa pusing setelah melihat darah apapun menjadi ‘Jagal Super’ yang keadaan mentalnya sama sekali tak terpengaruh meskipun jutaan orang terbunuh.
Selain mayat, ada juga koin emas dan item yang bersimbahkan hujan dan darah.
Karena semua monster berlevel rendah, tak ada begitu banyak barang bagus. Waktunya cukup sempit; Fei melirik keseluruhan dan melemparkan empat magic item biru kedalam [Slot Item]-nya; ia tak repot-repot mengambil lainnya.
Ada kurang dari 15 menit sisa waktu. Angin dingin berhembus kearah Fei setelah ia melangkah masuk ke [Dataran Dingin]. Monster disini lebih kuat dan lebih agresif. Fei meneguk sebotol [Stamina Potion] dan mulai berlari lagi. Sama seperti saat berada di [Ladang Darah], monster mulai mengejar Fei setelah ia membuat banyak kebisingan.
Untuk pertama kalinya, Fei menemukan efek yang bekerja di dunia Diablo di waktu malam. Itu lebih realistic dibandingkan dengan game aslinya dan monster yang ada lebih fleksibel dan nyata dibandingkan kode program seperti permainan aslinya.
Setengah jalan ke tanah pemakaman, Fei harus berhenti dan mengatasi monster yang mengejarnya. Kalau ada terlalu banyak monster mengejarnya, Fei berpikir kalau ia tak akan bisa mengatasi mereka semua sekaligus, meskipun mereka masih termasuk berlevel rendah dan tak ada mini-boss diantara kerumunan. Seorang pria bukanlah lawan untuk sebuah pasukan. Kalau jumlah mereka cukup besar, semut bahkan bisa mengalahkan seekor gajah.
Fei berhenti dan menggunakan taktik yang sama –
Ia memanggil tengkorak petarung untuk menahan monster dan menembakkan banyak [Teeth] dibelakangnya.
Empat menit pertama berjalan dengan lancar. Para monster terjatuh dan mati seperti panen dibawah taktik mematikan Fei, dan jumlah monster menjadi jauh lebih kecil. Tapi situasi tiba-tiba berubah –
Mungkin karena monster lain mendengar suara dari medan pertarungan dan teriakan putus asa dari kaum mereka; banyak monster berlari kearah pertarungan dari berbagai penjuru. Satu tengkorak petarung saja tak cukup untuk menahan mereka. Fei mulai berlari kesana kemari, meneguk potion sembari menghindari serangan dan menggunakan [Teeth] untuk melawan.
“Sialan, kenapa mereka menjadi sangat aktif di malam hari? Mereka seperti telah meminum Viagra…..”
Fei merasakan tekanannya.
Meskipun ia tak berada dalam bahaya, tapi tak ada waktu yang bisa dibuang. Kalau ini terus berlanjut, ia tak akan bisa sampai ke tanah pemakaman dan membunuh [Blood Raven] tepat waktu. Tujuannya adalah mendapatkan level 6 dan mempelajari [Corpse Explosion] sebelum meninggalkan dunia Diablo mungkin tak bisa dilakukan.
Setelah Fei memikirkannya, ia meningkatkan kecepatan menggunakan sihirnya, tapi ada terlalu banyak monster yang perlu dibunuh. Setelah beberapa dari mereka mati, bahkan lebih banyak monster ikut kedalam pengejaran. Akhirnya, Fei membunuh banyak monster, tapi lebih banyak monster datang mengejarnya.
“Sialan! Aku tak membunuh keluargamu bukan?”
Fei mulai frustasi. Ia menggunakan tongkat sihirnya sebagai tongkat untuk menyerang beberapa monster yang terlalu dekat dan terus melemparkan skill [Teeth] dan [Raise Skeleton]; ia beruntung tak ada jeda waktu untuk sihir di dunia Diablo. Ia bisa menggunakan skill-nya sebanyak mungkin yang ia mau selama ia masih memiliki cukup mana.
Fei menari diantara monster sembari meneguk [Minor Healing Potions] dan [Minor Mana Potions].
Para monster masih berlevel rendah di [Dataran Dingin] dan mereka bukanlah monster dan iblis dengan jarak serang jauh. Fei bisa bertahan dalam situasi seperti ini.
“sialan! Aku harus pergi ke [Blood Raven] dengan kecepatan seperti ini….”
Setelah mengecek waktu, Fei tau kalau hanya tersisa beberapa menit lagi.
Jelas saja, setelah sekitar lima menit, suara misterius nan dingin muncul di benak Fei –
“Pemain Fei, kau telah mencapai batas bermain maksimum hari ini, tolong bersiap untuk meninggalkan dunia Diablo dalam 10….. 9….. 8….”
Fei merasa tak berdaya.
Ia akhirnya tak bisa naik ke level 6; ia sudah berada di level 5 cukup lama dan butuh sedikit lagi experience untuk naik ke level 6. Ia sangat dekat pada [Corpse Explosion], yang mana akan membantunya mengalahkan musuh yang mengepung Chambord….
“Persetan dengan  para bajingan pemakan Viagra ini!”
Fei kesal. Ia menembakkan sebanyak mungkin [Teeth] ke kerumunan monster selama ia bisa sebelum akhirnya pergi. energi yang menyelimuti tulang tajam tersebut melesat ke tempat dimana banyak monster berada’ beberapa teriakan kesakitan muncul…..
Saat itu, sesuatu yang tak terduga terjadi –
“Ding!”
Suara jelas terdengar di telinga Fei.
Sebuah cahaya putih turun dari langit dan menyelimuti Fei. Sensasi menyenangkan memenuhi tubuh Fei. Seluruh lukanya dengan cepat pulih dan darah serta mana-nya kembali penuh.
Naik level!
Fei naik level di detik terakhir.
Ia benar-benar terbakar!*
*semangatnya mungkin?
Ia tak punya waktu untuk mengkhawatirkan hal lain; apa yang ia lakukan di detik terakhir adalah membuka pohon skill Necromancer dan menambahkan satu poin pada [Corpse Explosion].
“tampaknya keberuntunganku tidak buruk, menyelesaikan tujuanku di detik terakhir.”
Fei merasa lega.
Saat itu, semua hal dalam pandangannya tampak terpelintir. Ia merasakan nol gravitasi lagi dan kegelapan menyelimutinya. Fei ditendang keluar dari dunia Diablo.
….…
……
Kastil Chambord.
Akhirnya sudah siang.
Meskipun saat ini adalah musim gugur, panas yang terasa masih tak tertahankan. Dinding pertahanan gelap mulai memanas melawan matahari, begitu juga dengan senjata dan zirah para prajurit. Beberapa prajurit terlalu kelelahan dan mereka mulai duduk untuk beristirahat.
Rasa letih dan khawatir seolah menjadi dua gunung yang menduduki benak para prajurit, membawa mereka lebih dekat pada gangguan mental. Musuh mereka masih belum mengepung.
Akan tetapi, para prajurit Chambord merasakan pandangan bengis dan dapat membunuh dari mereka. Para musuh sama seperti ular yang melingkar di jembatan batu; mereka bisa merasakan dingin di tulang mereka dibawah cerahnya matahari.
Tak ada yang tahu kapan tekanan yang menyesakkan ini akan berakhir.
Tak ada yang tahu kapan pertarungan penuh darah akan meletup.
Tak ada yang tahu apakah Chambord akan tetap sama setelah pertarungan dan apakah mereka bisa berjalan menuruni tangga dinding pertahanan hidup-hidup dan memeluk anggota keluarga mereka yang menunggu di depan pintu rumah mereka….
Brook sedang berjalan disekitar dinding pertahanan, mencoba memotivasi para prajurit. Akan tetapi, apa yang dilakukannya tak efektif. Keletihan mental dan fisiologis tak akan pergi begitu saja setelah berbicara.
Komandan kedua dari Penjaga Raja dengan cepat menemukan  kalau kemampuan memberi semangatnya jauh lebih rendah dibandingkan dengan raja Alexander. Sang raja muda bisa memotivasi para prajurit hanya dengan beberapa kalimat, sementara Brook sudah mengatakan lebih dari seratus kalimat dan hampir tak mendapatkan reaksi apapun dari para prajurit.
Gill si gendut bernafas dengan berat sembari duduk di tanah. Ia mungkin akan mati kalau pendekar dari keluarga mereka tak memegangkan payung untuknya. Kepala Menteri Bazzer berdiri dibelakang Gill dengan tenang. kedua matanya memicing,dan tak ada yang tahu apa yang ia pikirkan….
Sipir Oleg sedang duduk ditempat dimana Fei memerintahkannya untuk dijaga. Bagian dada dari zirahnya diambil olehnya untuk digunakan sebagai kipas. Ia menggumamkan sesuatu seraya mengibaskan bagian dada untuk membentuk angin. Ia melihat kearah musuh di seberang sungai dan melihat ke pendekar nomer satu Lampard seolah ia sedang merencanakan sesuatu. Akan tetapi, setelah ia melihat mayat Conca yang masih tertancap di dinding menara jaga, ia menurunkan pandangannya.
Pierce membawa [Pedang Raja] yang diikat ke punggungnya. Ia berjalan disekitar menara jaga dengan khawatir.
Seiring berlalunya waktu dan naiknya temperature di dinding pertahanan, ia menjadi semakin tak sabar. Ia tak tahu apa yang dilakukan sang raja di dalam menara. Suasananya benar-benar hening; tak ada satupun suara keluar dari dalam bangunan. Kalau Pierce tak ditundukkan oleh Fei, ia mungkin akan segera masuk dan bertanya apa yang terjadi.
Saat itu, tiba-tiba –
Pendekar tiga bintang Lampard terkejut. Ia merasakan kekuatan yang kuat, tapi mengerikan datang dari dalam menara jaga, yang benar-benar mengejutkannya.
Di saat yang sama, pendekar satu bintang Oleg juga merasakan sesuatu. Ia merasakan tekanan luar biasa diberikan kepadanya; tekanan tersebut jauh lebih kuat dari apa yang bisa ia tangani. Tekanan tersebut terasa seperti tatapan Grim Reaper. Ia hanya merasakan hal seperti ini saat Lampard marah. “Lampard tak sedang marah kan, mungkin…. Mungkinkah ini Alexander?”
Pendekar satu bintang, Brook juga merasakan hal yang sama. Ia menengok ke menara jaga dengan kegirangan.
Orang terdekat dari menara jaga adalah penyihir pemula Gill. Seolah ia melihat sesuatu yang paling ia takuti, ia melompat dari tanah dengan terkejut seraya gemetar. Setelah melihat reaksi anaknya, Bazzer membuka matanya seolah ia memikirkan sesuatu yang menarik, dan kemudian memicingkan matanya lagi.
Tentu saja, selain penyihir danpendekar, prajurit biasa tak akan bisa merasakan apapun. Ini termasuk Pierce.
Ia hanya memiliki kekuatan melebihi manusia biasa; meskipun ia merasa kalau suasana di dinding pertahanan berubah sedikit, ia tak bisa menunjukkan dari mana perubahan tersebut berasal.
……
Di dalam menara jaga.
Fei membuka matanya. Ia melihat kearah jendela yang hancur untuk memeriksa musuh. Empat jam sudah berlalu dan situasi di Chambord benar-benar hampir mirip dengan apa yang diprediksikan oleh Fei – komandan dari musuh seperti kobra yang tidur, masih menunggu kesempatan/momen terbaik untuk menyerang.
Situasinya masih membeku. Kalau seperti ini semuanya tergantung pada kualitas para prajurit.
Dibandingkan dengan musuh yang terlatih dengan baik, kekuatan bertahan Chambord sama seperti pemula, tak peduli apakah itu penjaga raja ataupun pemuda yang baru direkrut. Seiring melayangnya waktu, jarak diantara kekuatan penyerang dan penahan akan semakin lebar, dan musuh tampak semakin berbahaya dan tak terhentikan.
Kalau Fei tak salah, komandan musuh misterius sedang menunggu waktu yang tepat – setelah makan siang, adalah waktu paling melelahkan dari hari orang-orang kebanyakan, dan itu adalah wkatu yang tepat untuk menyerang.
Fei melihat keatas langit dan tahu kalau ada sekitar 20 menit tersisa sebelum makan siang.
Pertarungan akan segera berlangsung. Ia harus mulai membuat rencana. Fei berdiri dari batu tempatnya duduk. Ia tak langsung berjalan keluar dari bangunan tersebut.
Ia menutup matanya dan mencari kekuatan yang ia bawa dari dunia Diablo. Dari pengalaman Fei, selain kekuatan dari Barbarian level 12, ia juga memiliki kekuatan dari Sorcerer level 3, Paladin level 3 dan Necromancer level 6.
Perlahan, ia merasakan sesuatu.
Medan gaya yang mematikan, tak menentu dan dingin mengelilinginya. Medan tersebut tampak misterius dan kompleks.
Rasanya benar-benar familiar. Fei membuka tangannya. Tiba-tiba, sebuah awan putih energi kematian terbentuk dalam putaran angin di telapaknya. Energi tersebut membuat suara dan berputar, seperti tornado berukuran mini.
“Ini adalah…. Energi kematian dari seorang Necromancer.”
Fei girang. Tapi selanjutnya, kedua alisnya mengerut.
Ia tak bisa merasakan kekuatan apapun dari Barbarian, Sorcerer dan Paladin selain kekuatan Necromancer. Tak peduli sekuat apapun ia berusaha, tak ada respon apapun.
“Apa yang terjadi?” Fei menutup matanya dan berpikir.
Ia gugup, “Ini seharusnya tak…. Sialan, apa hipotesisku membawa semua class ke dunia nyata salah?”
Saat itu –
“Petunjuk: hanya satu karakter yang bisa digunakan dalam satu waktu. Kalau kau ingin menggunakan kemampuan karakter lain, tolong mengganti karakter.”
Suara misterius nan dingin terdengar di benak Fei.
“Mengganti karakter?”
Fei bingung. Tapi setelah memikirkannya dalam beberapa detik. Fei mengerti apa maksudnya.
“Jadi seperti ini.”
Fei berkata, “Ganti ke Barbarian” dalam benaknya.
“Hu –”
Sesuatu yang ajaib terjadi detik setelahnya.
Awan putih dari energi kematian menghilang dari telapak Fei, begitu juga dengan medan gaya kematian, dingin dan tak menentu.
Fei tak merasakan kekuatan Necromancer sama sekali; seolah kekuatan tersebut tak pernah ada. Apa yang bisa ia lakukan sekarang adalah merasakan kekuatan fisik luar biasa dari Barbarian level 12.
Share:

Hail the king chapter 39

Suara dingin nan misterius tersebut langsung memberi jawaban pada Fei.
Setelah menghabiskan 29,000 koin emas, ia akhirnya menukarkan 2 botol [Normal Healing Potions[ dan satu botol [Stamina Potions] ke dalam dunianya. Hasil akhirnya benar-benar membuat Fei merasa melas, meskipun ia sudah menyiapkan mentalnya untuk hasil yang akan didapatkan karena kemungkinan sukses 25% dan 30%. Kerugiannya cukup signifikan (banyak).
Akan tetapi, setelah mempertimbangkan kemungkinan sukses yang sedikit, ia menenangkan dirinya, “Dua botol [Normal Healing potions] dan satu botol [Stamina Potions] lebih baik daripada tidak sama sekali, kayaknya.”
Tersisa hanya kurang dari dua jam hingga ia mencapai waktu ‘bermain’ maksimal untuk hari ini. ia memutuskan untuk keluar dari karakter Barbarian miliknya. Setelah ia merasakan keadaan tanpa gravitasi, pandangannya kabur selama sedetik. Selanjutnya, pandangannya menjadi jelas dan ia kembali pada layar proyeksi seleksi karakter 3D.
Fei menemukan kalau ada beberapa perubahan kecil – karakter barbarian miliknya mengenakan item yang baru ia dapatkan dari Tristam dan karakternya tampak lebih kuat dan besar dari keenam karakter level 0 lainnya.
“Tampaknya layar ini merefleksikan apapun yang terjadi di dunia Diablo.”
Fei juga menemukan kalau hanya ada satu karakter per class. Karena Barbarian dan Sorcerer sudah memasuki dunia Diablo, Fei tak bisa membuat karakter lain di dua class tersebut.
Ini menunjukkan sesuatu, tapi Fei tak punya banyak waktu untuk dihabiskan dan memikirkannya.
Ia memilih karakter Sorcerer dan kembali memasuki dunia Diablo.
Setelah suara dengung ringan dan merasakan keadaan tanpa gravitasi, Fei melangkah kembali ke peta awal – [Rogue Encampment].
Setelah beberapa pengamatan dari dekat, Fei menemukan kalau perkemahan ini seperti dunia parallel tempat karakter Barbarian-nya berada. Semua plot yang ada masih pada tahapan pertama. Quest seperti [Sarang Iblis], [Tanah Pemakaman Saudari] dan [Pencarian Cain] masih belum terselesaikan. Quest tersebut menunggu diselesaikan oleh Sorcerer Fei.
Karena semua pengalaman Fei di quest tersebut selama ia menjadi Barbarian, Fei memulai quest-nya langsung. Ia bergegas pada Akara baru dan menerima quest [Sarang Iblis] dan pergi langsung ke [Ladang Darah] untuk menaikkan level karakter Sorcerer-nya.
Setelah 30 menit, Fei menyelesaikan quest pertamanya. Ia kembali dari [Ladang Darah] dan menerima satu skill poin sebagai upah.
Saat ini, karakter sorcerer miliknya sudah level 3. Sembari membunuh monster di daerah perburuan, mereka menjatuhkan item seperti pakaian pelindung dan sarung tangan normal. ia menggunakan semua item yang bisa ia gunakan dan menyimpan yang lain di [Slot Item]-nya untuk dijual nanti.
Ia juga memiliki 4 skill poin. Setelah berpikir, ia menempatkan satu poin pada [Fire Skill – Fire Bolt] (Skill Api – Ledakan Api), 1 poin pada [Lightning Skill – Charged Bolt] (Skill Petir/Halilintar – Ledakan Setrum) dan dua poin pada [Cold Skill – Ice Bolt] (Skill dingin – Ledakan Es).
Setelah ia melakukannya, ia tak kembali ke tempat perburuan. Ia keluar dari dunia Diablo lagi dan kembali sebagai seorang Paladin.
Setelah suara bising yang sama dan nol gravitasi, ia kembali mendarat di [Rogue Encampment].
Seperti yang ia duga, ini adalah dunia parallel lain. Plot dan quest-nya kembali pada tahap awal dan sekali lagi Akara baru memberinya quest [Sarang Iblis].
Paladin Fei bergegas ke [Ladang Darah] untuk menyelesaikan quest. Dengan pengalaman baru menyelesaikan quest sebagai Sorcerer Fei, ia menyelesaikan questnya dengan lebih cepat. ia menyapu bersih semua monster di sarang dalam waktu kurang dari 15 menit. Juga, ia mendatangi tiap titik di [Ladang Darah] dan mengeksekusi tiga kebijakan mengosongkan – mengosongkan semua monster, mengosongkan semua koin emas, dan mengosongkan semua item yang ada.
Ia mencapai level tiga lagi dan kemudian kembali ke [Rogue Encampment] dan mendapatkan 4 skill poin setelah ia mendapatkan upah dari Akara.
Fei membuka pohon skill dari Paladin. Setelah memperhitungkan dengan hati-hati, ia menambahkan 2 poin pada [Offensive Aura – Might] (Aura Menyerang/Ofensif – Kekuatan), yang meningkatkan semua damage yang dihasilkan oleh anggota tim-nya, dan dua poin untuk [Defensive Aura – Prayer] (Aura Pertahanan/Defensif – Doa), yang memulihkan luka semua anggota tim-nya.
Setelah menyelesaikan semua hal ini, ia memiliki kurang dari 50 menit sisa dari batas waktu hariannya.
Ia keluar dari dunia tersebut lagi dan berganti menjadi Necromancer.
[Rogue Encampment]
Dunia parallel lainnya.
Necromancer Fei mendapatkan quest dari Akara baru lainnya dan langsung menuju [Sarang Iblis] di [Ladang Darah].
Ini adalah kali keempat ia melakukan quest yang sama. Ia membunuh boss Corpsefire dalam kurang dari 10 menit dan kembali ke perkemahan.
Pada level 3 dengan tambahan skill poin dari Akara, ia mendapatkan 4 skill poin.
Fei mendapatkan tongkat saat ia muncul sebagai Necromancer, yang memberinya sebuah poin untuk skill [Summoning Skill – Raise Skeleton] (Skill memanggil – Memunculkan Tengkorak), yang akan memunculkan satu tengkorak dari tubuh yang mati untuk bertarung. Oleh karena itu, ia menempatkan 3 poin lainnya pada [Poison Skill – Teeth] (Skill Racun – Gigi) yang memanggil banyak proyektil yang bisa melukai musuh dan 1 poin pada [Curse – Amplify Damage] (Kutukan – Meningkatkan Luka), yang meningkatkan damage yang diterima oleh musuh.
Alasan ia mendistribusikan poin seperti ini adalah agar ia bisa menggunakannya pada pertarungan yang akan segera terjadi di dunia nyata.
Tentu saja, skill yang paling diperlukan oleh Fei adalah [Poison Skill – Corpse Explosion], yang akan meledakkan mayat terdekat dan melukai semua musuh didekatnya.
Akan tetapi, setelah mempertimbangkan eksistensi Gereja Suci di Benua Azeroth, Necromancer mungkin akan dianggap sebagai iblis dan dibakar hidup-hidup seperti apa yang dilakukan oleh gereja pada pelaku klenik dan ‘penyihir’ selama era pertengahan.
Itu semua adalah prediksi Fei, tapi bukanlah hal yang buruk untuk menjadi orang yang sangat berhati-hati. Dari deskripsi Brook dan Angela, Gereja Suci di Benua tersebut merupakan kekuatan dominan. Lebih baik menghindari mereka sebisa mungkin.
Beberapa skill Necromancer seperti [Raise Skeleton] tampak jelas dan tak bisa digunakan di dunia nyata, tapi [Corpse Explosion] cukup tersembunyi, jadi skill tersebut bisa menjadi sangat efektif selama peperangan. Mayat adalah satu hal yang tak akan pernah kurang dalam peperangan, dan mayat-mayat tersebut sama seperti sebuah granat dimana Necromancer. Mereka memberikan banyak luka dan benar-benar tersembunyi.
Jadi, ini adalah alasan kenapa Fei memilih Necromancer, kedudukan yang ‘paling berbahaya’ di benua setelah mengetahui eksistensi dari Gereja Suci adalah untuk skill [Corpse Explosion].
Tapi saat Fei membagikan skill poin, ia hampir pingsan saat menemukan kalau [Corpse Explosion] memerlukan pemain untuk berada di level 6.
Fei melihat waktu yang dimilikinya.
Ada waktu kurang dari 30 menit dalam waktu ‘bermain’ hari ini. tak mungkin Fei bisa naik tiga level dalam waktu kurang dari 30 menit, kecuali ia bisa menemukan titik sempurna dimana ada monster dan iblis berlevel tinggi.
Fei memikirkanya dan memutuskan untuk pergi dan membunuh [Blood Raven].
Tanah pemakaman dimana [Blood Raven] berada memiliki banyak monster level tinggi. Mereka adalah sumber luar biasa untuk experience. Meskipun mereka cukup berbahaya untuk Necromancer level 3, Fei merasa ia bisa mengatasinya selama ia berhati-hati karena semua pengalaman yang ia dapatkan saat bermain sebagai Barbarian.
Situasi di Chambord juga sudah menjadi berbahaya, jadi Fei harus mengambil resiko.
Setelah menerima quest dari pimpinan militer Kashya, Fei menghabiskan 800 koin emas yang ia punya untuk membeli item yang dibutuhkan termasuk [Minor Healing Potions]. [Minor Mana Potions] dan [Stamina Potions].
Waktu sudah berganti malam di dunia Diablo. Saat ini benar-benar gelap di tempat perburuan, dan Fei tak bisa melihat apapun dari jauh. Ia hanya bisa mendengarkan teriakan dan auman dari para monster dan iblis.
Fei meneguk sebotol [Stamina Potion[ saat ia meninggalkan perkemahan dan berlari kearah [Dataran Dingin] tempat tanah pemakaman berada. Para monster berteriak lebih kencang saat mereka menyadari Fei di [Ladang Darah]. Akan tetapi, Fei tak repot-repot bertarung dengan mereka, karena ia perlu menyimpan semua waktunya untuk monster berlevel lebih tinggi di tanah pemakaman.
Akan tetapi, sesuatu yang tak bisa diduga Fei terjadi –
Monster dan iblis tampak lebih energetic dan agresif di waktu malam. Setelah terganggu, mereka mulai mengejar Fei tanpa henti seolah mereka adalah tahanan pria yang tak pernah melihat perempuan selama 10 tahun dan Fei adalah gadis cantik yang bugil.
Dengan cepat, semua jenis monster – [Fallen Shamans], [Corrupted Rogues] dan [Wendigoes] – semuanya bergabung dalam pengejaran.
Share:

Hail the king chapter 38

Memecatmu? Aku tak bilang aku akan memecatmu.”
Fei bingung dengan ekspresi panik Elena, “Elena, kau pasti salah mengerti apa yang kukatakan. Aku hanya berencana untuk bertarung dengan monster sendiri. Setelah aku menyelesaikan quest, aku akan membawamu untuk menyelesaikan quest-ku selanjutnya.”
“Tapi aku….”
Setelah mendengarkan penjelasan dari Fei, Elena sudah agak lega. Akan tetapi, ia masih berusahan untuk meyakinkan Fei agar membolehkan dirinya ikut, sebagian karena ia tak ingin berpisah dari Fei, dan sebagian karena meninggalkan seorang master benar-benar sangat memalukan untuk para rogue perempuan.
“Oke, waktuku sangat mepet, jadi aku akan menjelaskan selebihnya lain kali.”
Meskipun Fei senang berada didekat mercenary seksi, ia tak punya waktu untuk dibuang mengingat semua bahaya di dunia nyata. Ia memotong Elena yang ingin berbicara dan melangkah masuk portal. Agar Elena tak mengikutinya, ia bahkan langusng menutup portal setelah ia melangkahkan kaki kembali ke Tristam.
Elena menatap kosong, memandangi tempat dimana portal tersebut muncul. Ekspresi di wajahnya sangat kompleks. Ada kesedihan, kecewa…. Dan kebahagiaan. Sebuah senyuman muncul seraya wajahnya memerah tanpa disadari.
……
……
“Huah!”
Hal pertama yang Fei lakukan setelah ia menutup portal adalah menggunakan seruannya – [Howl].
Skill-nya tersebut benar-benar efektif. Suatu kekuatan mengerikan dan misterius menyebar kesekitarnya saat ia mulai mengaum. Dan teriakannya tersebut membuat [Skeleton Archer] yang memandangi portal berlari terpencar karena ketakutan.
“Ini adalah kesempatannya!”
Fei bergegas kearah mereka dan menghantamkan sisi tajam kapaknya ke punggung mereka. Beberapa pasang tengkorak langsung terbunuh seketika. Setelah sekitar 10 detik, [Howl] sudah tak berpengaruh dan para monster berbalik dan menyerbu kembali kearahnya.
Fei menggunakan [Howl] lagi. Di dunia Diablo, selama karakter masih mempunyai cukup daya (Fury/Mana), mereka bisa dengan seenaknya menggunakan kemampuan mereka; tak ada jeda ataupun syarat-syarat seperti mantra. Fei sudah menyiapkan beberapa botol [Minor Mana Potions], yang membuatnya bisa menggunakan [Howl] sebanyak yang ia perlukan.
Setelah [Howl] ke-sebelas, para [Skeleton Archer] sudah bersih total. Di tanah, ada dua magic item biru dari dua mini-boss dan ada banyak item biasa lainnya. Fei tak mengidentifikasinya dan dengan enteng melemparkan semuanya kedalam [Slot Item]-nya.
Seraya ia mendekat ke tengah Tristam, jenis monster baru mulai muncul – [Tainted] (Yang Ternodai).
Mereka tampak seperti Ipotanes dari mitologi yunani, setengah manusia dan setengah kambing – yang beda adalah mereka mempunyai kepala banteng sebagai ganti kepala manusia mereka. Sabit besar mereka juga memberikan banyak damage.
Akan tetapi, jenis monster jarak dekat seperti ini bukanlah ancaman untuk Barbarian.
Fei terus menggunakan taktik rendahan [Howl[ miliknya dan membersihkan kerumunan [Tainted]. Disana juga ada mini-boss [Tainted Leader] (Pimpinan Yang Ternodai) yang memiliki banyak darah, tapi Fei dengan mudah membunuhnya. Dua lagi magic item biru terjatuh, tapi Fei tak punya waktu untuk mengambilnya.
Semua suara yang muncul dari pertarungan dengan [Skeleton Archer] dan [Tainted] sudah menarik perhatian dari boss terakhir dari Tristam – Griswald.
Mantan Paladin tersebut berlari keluar dari reruntuhan bangunan yang diselimuti oleh api neraka. Griswald sudah berubah menjadi iblis. Perbedaan antara iblis lainnya dan monster dengan dirinya adalah Griswald masih terlihat seperti manusia. Tak ada tanda-tanda ia berubah menjadi iblis, selain dari kedua mata yang berwarna merah darah. Kematian, kekejaman, kekerasan, kebuasan, dan penuh darah adalah perasaan yang bisa Fei lihat dari kedua mata Griswald. Griswald tampak mengerikan.
Griswald adalah Paladin yang kuat. Setelah kejatuhannya, ia menjadi semakin kuat. Meskipun kehilangan anugrah yang diberikan oleh Dewa, kekuatan iblis barunya membuatnya menjadi semakin bengis dan efektif sebagai mesin pembunuh. Ia bergerak cepat; setelah ia melihat Fei, ia berteriak dan berlari kearahnya. Tinjunya datang kepada Fei seperti halilintar.
Fei menghadang tinjunya dengan tameng yang dibawanya.
Fei merasakan kekuatan besar menghantam tamengnya. Ia terpental kebelakang beberapa langkah meskipun ia memiliki kekuatan sebagai barbarian. Ia juga merasakan sensasi terbakar, yang dengan cepat menyebar keseluruh tubuhnya. Fei merasa seolah darahnya sedang terbakar dari dalam; rasa sakitnya meresap dalam hingga ke tulangnya. Ini adalah kekuatan iblis yang didapatkan oleh Griswald – tambahan damage api neraka yang bisa menembus tameng.
Fei mengganti senjatanya dan kapak besar dua tangan muncul dalam genggamannya.
“Whuussh, wuussh, whussh!” Fei menyerang tiga kali. Cahaya terefleksikan dari ujung tajam kapaknya. Ketiga serangannya mengenai Griswald dan kekuatan brutalnya meninggalkan luka yang tampak di tubuhnya. Boss terakhir tersebut berteriak kesakitan; serangannya sudah menurunkan batang darah dari boss Tristam tersebut sebanyak 1/10.
“Hahah, luar biasa! Kalau aku bisa mengenainya kurang lebih dua puluh lima kali, ia pasti akan mati.”
Fei penuh semangat karena ia punya kesempatan untuk mengalahkan boss terakhir. Ia meneguk sebotol [Minor Healing Potion] dan bertahan dalam rentetan serangan agresif dari Griswald. Ia mengayunkan kapaknya dengan agresif pada Girswal, tapi kali ini hanya dua serangan yang mengenainya.
Untungnya, Paladin yang telah kotor ini tak terlalu pandai. Meskipun ia mempunyai kekuatan dan daya yang luar biasa, ia tak bisa menggunakannya dengan baik. Ia hanya bisa melemparkan tinju kuat opada Fei, yang mana tak terlalu susah dilawan.
Fei terus menerus mundur saat ia bertarung. Mereka berdua dengan cepat keluar dari kota.
Dengan begini meskipun ada banyak keributan selama pertarungan, suaranya tak akan menarik perhatian monster dan iblis yang ada di reruntuhan bangunan. Kalau semua monster di kota tertarik, situasinya akan menjadi terlalu berbahaya.
Agar aman, Fei berbalik dan berlari menjauh untuk mendapatkan jarak tambahan. Ia menggunakan [Town Portal Scroll] untuk membuka portal kembali ke [Rogue Encmapment]. Kalau situasinya menjadi terlalu berbahaya, ia akan meneguk sebotol [Minor Healing Potion] dan kembali berlari ke perkemahan.
Akan tetapi, ia menemukan kalau ia terlalu berhati-hati. Setelah meneguk empat botol [Minor Healing Potion], Fei dengan sukses membunuh boss terakhir dari Tristam.
Griswald jatuh saat Fei mendaratkan kapaknya keatas kepalanya. Banyak koin emas dan item terjatuh dari mayatnya.
Cahaya yang muncul hampir membutakan mata Fei, tapi ia menemukan item berwarna hijau.
“Sialan! Sebuah item set?”
Fei terkejut menemukan keberuntungannya. Item hijau adalah milik sebuah set. Item ini benar-benar sangat sulit didapatkan. Meskipun Fei mengharapkan sesuatu yang bagus dari boss akhir, ia masih cukup terkejut saat ia mendapatkan item set.
Ia tak bisa menunggu untuk mengambilnya dan memeriksanya dengan seksama. Item tersebut adalah pakaian pelindung yang tampak bagus dan berkilau dengan sinar hijau diseluruh bagian, tapi item tersebut membutuhkan identifikasi untuk menunjukkan semua atributnya.
Fei menggunakan [Identify Scroll] tanpa ragu.
“Ding!” nama dan atribut dari item tersebut muncul dihadapan Fei.

[Artic Furs]
Defence (Pertahanan): + 48
Durability (Ketahanan): 20/20
Required Strength (Strength yang dibutuhkan): 12
Required Level (Level yang dibutuhkan): 2
Special Properties (Atribut Spesial): + 303% Enhanced defence (Meningkatkan Pertahanan), +10 all Resistance.
Catatan: Set termasuk : 【Arctic Furs】, 【Arctic Binding】, 【Arctic Horn】, 【Arctic Mitts】. Bonus atribut akan diberikan tergantung seberapa banyak item set yang dipakai.
……
Hasilnya agak mengecewakan.
[Artic Furs] adalah item dalam set [Artic Gear]. Dan set yang cocok untuk Amazon, tapi tak cocok untuk Barbarian.
Akan tetapi, atribut dari [Artic Furs] cukup bagus; dan lebih bagus daripada pakaian pelindung yang Fei pakai. Peningkatan pertahanan dan resistensi benar-benar berharga, jadi ia langsung menggunakanya saat itu juga.
Selain dari set item hijau, juga ada rare item kuning dan sepasang magic item biru.
Akan tetapi Fei tak mengambilnya.
Setelah menghabisi boss Griswald, [Skeleton Archers] dan [Tainted], tak ada lagi monster dan iblis yang menjadi ancaman untuk Fei. Ia memutuskan untuk menyelamatkan Cain terlebih dauhulu. Tak akan ada siappun yang mencuri item miliknya.
Fei mengistirahatkan kapaknya di pundaknya dan mulai berjalan kembali ke Tirstam.
Beberapa [Spike Fiends] yang berteriak menyerang Fei, tapi mereka semua berubah menjadi experience untuk Fei dalam beberapa detik. Selanjutnya, [Zombie] juga mengikuti langkah mereka; setelah sekitar lima menit, semua monster dan iblis disapu bersih.
Fei menemukan Cain terkurung dalam sangkar dalam pohon di tengah Tristam.
“Selamatkan Aku! Pengelana muda, kemari dan selamatkan aku!”
Setelah ia melihat Fei, Cain mulai berteriak seolah ia baru menelan Viagra dan melihat seseorang berlari bugil. Nadanya benar-benar tinggi hingga suaranya lebih menyakitkan untuk didengar daripada mendengar para monster. Suaranya terdengar seperti suara seorang yang lubang pantatnya ditusuk dengan tongkat.
“Whussh!”
Fei mengayunkan kapaknya dan tali yang menahan sangkarnya di pohon terbelah menjadi dua.
Kurungan kayu tersebut jatuh ke tanah dan hancur berkeping-keping.
Pria tua ‘cabul’ itu bergegas keluar dari kurungannya. Ia bahkan tak mengatakan terima kasih; langsung membuka portal dan berlari kedalamnya seperti anjing gila.
“Orang tua sialan, ia bahkan tak mengatakan terimakasih!”
Fei memandangi portal yang dengan cepat tertutup. Fei harus mengakui kecepatan berlari Cain; bahkan Fei tak bisa berlari secepat itu sebagai seorang barbarian yang kuat.
Fei mengangkat jari tengahnya kemana portal tersebut berada untuk menunjukkan perasaannya. Setelah itu, Fei mulai membersihkan medan pertarungannya. Ia melemparkan semua item ke dalam [Slot Item]-nya dan kembali ke [Rogue Encampment] menggunakan portal yang ia buka saat bertarung melawan Griswald.
Ia tak tahu kemana Elena pergi; ia tak ada dimanapun di dekat portal. Fei memutuskan untuk pergi ke Akara untuk mendapatkan hadiah dari quest-nya.
Upahnya sederhana. Pendeta perempuan murahan itu memberikan Fei diskon VIP pada apapun yang ia jual, dan Cain yang baru saja diselamatkan oleh Fei akan mengidentifikasi item miliknya dengan cuma-cuma.
Dibandingkan dengan kompleksitas quest-nya, upah yang diberikan benar-benar sangat kurang, sama seperti sesuatu yang diberikan pada peminta-minta. “Akara dan Cain benar-benar murahan hingga keakar!” pikirnya.
Ia mulai membagi atribut-nya dan skill poin setelahnya. Setelah ia membunuh Paladin yang terjatuh, Griswald, Fei sudah naik ke level 12. Ini melampaui tujuan Fei yaitu level 10 saat ia memasuki dunia ini. beberapa porsi dari experience yang ia dapatkan adalah bonus karena memiliki Elena sebagai pengikutnya.
25 poin atribut disebarkan ⅗ untuk [Strength] dan ⅖ untuk [Vitality]. Untuk skill poin yang berharga, Fei menambahkan satu poin untuk [Taunt], untuk menarik monster agar bertarung melawannya, satu poin pada [Sword Mastery] (Keahlian Pedang), dan satu poin untuk [Polearm Mastery] dan dua poin untuk [Leap] (Lompatan), yang membuat Fei bisa melompat dan mendorong musuhnya menjauh dari wilayah tempatnya mendarat.
Setelah itu, Fei memeriksa [Status Karakter]-nya.

Gamer: Fei
Class: Barbarian
Level: 12
Experience: 95414/112725
Strength: 66
Dexterity: 20
Intelligence: 10
Vitality: 44
Damage: 30-55
Accuracy: 169
Defence: 77
Endurance: 37
Health: 157
Resource (Fury): 19
Fire-Resistance: 10
Cold-Resistance: 10
Lightning-Resistance: 25
Poison-Resistance: 10
……
Stats ini membuat Fei tenang. dari pengalaman sebelumnya, seorang Barbarian level 12 memiliki kekuatan setara dengan pendekar dua bintang di dunia nyata; tapi dengan tambahan skill miliknya, ia bisa bertarung melawan pendekar bintang tiga tanpa masalah. Fei yakin kalau ia bisa memaksa Landes mundur tanpa terluka kalau ia bertarung melawannya lagi.
Tentu saja, Fei hanya bisa memaksanya mundur. Kalau ia ingin mengalahkannya atau bahkan membunuhnya, ia perlu berada di sekitar level 20.
…..
Fei pergi ke pekerja gratis Cain untuk membuat semua item-nya ter-identifikasi. Cain banyak bicara, tapi waktu Fei sangat sempit. Setelah semua identifikasi selesai, Fei bergegas pergi sebelum Cain bahkan bisa menghentikannya.
Ia pergi ke tenda yang tak berpenghuni dan melihat lagi dengan seksama seluruh item miliknya.
Item rare kuning yang didapatkannya adalah busur pendek. Benda tersebut tampak sederhana, tapi sangat bermutu. Benda tersebut disebut [Boreal Razor Bow]. Dan memiliki atribut yang bagus, tapi Fei tak bisa menggunakannya.
Ia berpikir kalau Elena mungkin bisa menggunaknanya, jadi ia memutuskan untuk memberikan busur tersebut kepadanya lain kali saat bertemu dengannya. “Kalau ia benar-benar tersentuh… eh…. Bisakah aku bercinta dengan gadis dari dunia Diablo?” Fei berpikir tanpa mengenal malu.
Sisa magic item biru lainnya biasa saja, jadi ia menjual semuanya pada pandai besi Charsi. Dengan tambahan 20,000 koin emas, Fei sekarang memiliki total 40,080 koin emas.
Setelah semuanya beres dan selesai, ia memulai rencananya.
Ia pergi ke Akara terlebih dahulu dan membeli 5 botol [Normal Healing Potions] yang lebih efektif dibandingkan dengan [Minor Healing Potions], dan dua botol [Stamina Potions] dengan diskon 10%. Ia kembali ke tenda tak berpenghuni dan mencoba berkomunikasi dengan suara misterius nan dingin di kepalanya.
“Apa kau disana? Aku perlu menukar lima botol [Normal Healing Potions], 2 botol [Stamina Potions] dan 1 [Town Scroll Portal.”
Hening.
Setelah lima, enam detik, sebuah suara merespon –
“Sesuai dengan keinginanmu…. Tiap botol [Normal healing Potion] berharga 5,000 koin emas untuk ditukar dengan keberhasilan sebesar 25%. Tiap botol [Stamina Potion] berharga 2,000 koin emas untuk ditukar dengan kemungkinan sukses 35%….. levelmu masih belum cukup tinggi untuk menukar [Town Scroll Portals]….. Totalnya adalah 29,000 koin emas. Konfirmasi diperlukan.”
Harganya berada dalam perkiraan Fei. Satu-satunya hal yang mengejutkan untuknya adalah ia tak bisa menukarkan [Town Scroll Portal] karena levelnya. “Jadi ada faktor lain selain mata uang dan kemungkinan sukses… aku hanya belum menemukan semuanya.” Pikir Fei.
Tapi dari respon suara tersebut, Fei menemukan beberapa pola –
Semakin berharga dan kompleks sebuah item yang diinginkan, semakin mahal harganya, semakin  rendah kemungkinan sukses dan lebih banyak batasan yang muncul. Dibandingkan [Normal Healing Potion] yang seharga 5,000 koin untuk ditukar dengan kemungkinan sukses 25%, [Stamina Potion] lebih sedikit rendah, jadi hanya berharga 2,000 koin emas untuk menukarnya dan kemungkinan suksesnya adalah 30%.
“Apa kau masih ingin menukarkan?”
Setelah tak mendapatkan respon dari Fei, suara tersebut bertanya lagi. Kali ini, suara tersebut terdengar agak tak sabar.
“Baik, setuju!”
Fei menjawab dengan cepat setelah suara tersebut menghentikan pikirannya.
“Ding! Menghitung penukaran…. Koin emas mencukupi… 5 botol [Normal Healing Potions] dengan kemungkinan sukses 25%…. menghitung….. 2 botol berhasil ditukarkan, 3 botol gagal di tukarkan…. 2 botol [Stamina Potions] dengan kemungkinan sukses 30%…. Menghitung…. 1 botol berhasil ditukarkan, 1 botol gagal ditukarkan.”

Share:

Blogroll

BTemplates.com

Search This Blog

Powered by Blogger.

Pages