Light novel indo Novel indo Isekai novel indo

Hail the king chapter 10

Chapter 10: Aku tak Terkalahkan 

Fei melihat aksi heroik dimana Pierce membahayakan nyawanya sendiri untuk menghancurkan tangga pengepung agar prajurit yang bertahan mempunyai kesempatan untuk membuat para penyerang pergi. dia benar-benar tergerak dengan aksi Pierce. Untungnya, di detik terakhir, ia bisa menyelamatkan nyawa Pierce dengan datang menggunakan taktik “tak biasa” saat melemparkan orang hidup sebagai senjata.
“hu–hu–hu––––”
Membawa kapak dua tangan dengan kekuatan yang besar, Fei menghancurkan tiap prajurit lawan kemanapun ia pergi.
“Kerja hebat! Saudara pendekar. Aku adalah komando kedua dari penjaga raja. Siapa kau? Aku belum pernah melihatmu sebelumnya …”, Brook yang berambut hitam berteriak dengan terkejut saat ia melihat kalau Pierce sudah diselamatkan. Dia tidak beradi dalam situasi yang baik juga, masih berusaha untuk bertarung dengan musuh yang lihai seperti sebelumnya.
Penyelamat tak terduga ini sudah menghancurkan keseimbangan tak terlihat dalam medan tempur. Harapan dari prajurit Chambord akhirnya datang.
“Komandan Broook? Haha, kau akan segera mengetahuinya!”
Fei tak ingin para prajurit tahu siapa dirinya saat ini.
Dia sudah terbiasa dengan membunuh, teriakan, kekerasan dan darah di dunia Diablo. Tak ada bedanya antara dua dunia ini bagi Fei. Saat ia turun ke medan perang, dia langsung bisa bertindak tanpa perlu beradaptasi.
Terlebih lagi, kejadian dihadapan Fei membuatnya bersemangat.
Semua orang bermimpi menjadi pahlawan super dan pergi kemana-mana untuk menyelamatkan hari; melindungi warga dari negaranya saat mereka masih muda. Saat ini Fei sedang menghidupkan mimpi masa kecilnya. Meskipun kapak ditangannya sudah memanen jiwa dari banyak orang, dia tak menyesalinya.
Membunuh adalah cara lain untuk menyelamatkan nyawanya sendiri. Sesederhana itu saat seseorang sedang berada di medan perang.
Fei mundur seraya melindung prajurit yang membopong Pierce keluar dari dinding bertahan, kemudian kembali ke garis depan perang.
Musuh biasa bukanlah lawan dari kekuatan brutal dan keahlian menggunakan kapak dari barbarian level 5. Musuh sudah berteriak dan menangis saat Fei mendekati tangga pengepung terakhir. Kapaknya mendesing melewati udara, dan cahaya darah berkilauan dari ujung tajam kapaknya.
Beberapa pasang musuh yang sedang melindungi tangganya berteriak saat mereka dijatuhkan dari dinding pertahanan dan menghantam tanah karena serangan horizontal dari Fei.
Serangan itu begitu kuat hingga itu tak berhenti disitu saja.
“Blam!”
Mengikuti serangan dari Fei, kapaknya menghantam/memukul ke dalam benteng pertahanan.
Debu dan percikan api melayang kemana-mana.
Benteng setelah satu kaki (30cm) itu patah dan menghantam lawan yang berada diluar kastil dan membuat debu berserakan.
Tangga yang tertanam erat di bagian benteng ini langsung terbawa ke sisi lain bersama dengannya. Tangga itu berputar tiga ratus enam puluh derajat di tengah udara dengan musuh yang masih berpegangan erat di tangga dan menghantam parit Zuli yang jaraknya ratusan meter jauhnya.
“Kekuatan sebesar ini!”
Semua orang di medan perang sekali lagi dikejutkan oleh Fei.
Moral/semangat para prajurit Chambord kembali diangkat oleh ‘bantuan’ baru ini. harapan mereka untuk menang secara dramatis meningkat. Di sisi lain, pihak musuh benar-benar takut setengah mati karena Fei. Tak ada satupun orang yang waras ingin berhadapan dengannya.
Tapi Fei tak berhenti disitu. Gerakaknnya selanjutnya benar-benar memaksimalkan kekuatan dan mempengaruhi aksi heroik tiap individu di dalam medan perang.
“Kalian prajurit raja, bangkit dan bertarunglah! Untuk kerajaan kita! Untuk ayah dan ibu kita! Untuk istri dan anak kita!”
Setelah berhasil menghancurkan tangga pengepung, dia mengangkat tinggi kapak raksasanya. Dengan cahaya keemasan lembut berkilau karena cahaya matahari terbenam menyelimuti baju zirahnya, dia berteriak seperti seorang dewa tak terkalahkan.
Tiba-tiba, sebuah kekuatan yang tak terlihat, tapi berapi-api tiba-tiba menyebar dari teriakan/auman Fei. Seperti gelombang tsunami, kekuatan itu dengan brutal melayang kearah kerumunan musuh.
Seolah mereka melihat sesuatu yang mengerikan, semua lawan dalam jarak 5 yard dari Fei melemparkan senjatanya ke tanah dan mulai berteriak dan berlari menjauh dari Fei secepat mungkin. Beberapa dari mereka bahkan ketakutan hingga melompat dari dinding setinggi dua ratus kali.
Seruan bertarung seorang Barbarian – [Howl]
Auman ini membuat semua musuh yang berdiri di dekat Fei berlari ketakutan. Kekuatan misterius dari dunia Diablo akhirnya muncul di dunia ini. tentu saja, hanya Fei yang tau apa yang sebenarnya terjadi.
Semua orang lainnya tertegun.
“Kekuatan seperti apa itu?!”
“Dewa”
Kekuatan itu benar-benar membuat dinding bertahan sunyi kembali.
Dibawah cahaya redut matahari yang terbenam, semua orang merasakan sesuatu yang tak bisa dibendung akan meledak dari dalam tiap prajurit dari Chambord.
Akhirnya –
Seseorang secara tak sadar berteriak mengikuti Fei: “Bertarung! Untuk kerajaan dan keluarga kita!”
Pengikut kecil ini menjadi seolah percikan kecil di kolam penuh bensin.
Tiba-tiba, seluruh darah para prajurit bertahan dari Chambord sudah dinyalakan, terbakar seperti api yang tak terhenti.
“Bertarung!!”
“Bertahan! Untuk tanah rumah kita!”
“Serang!! Bunuh!! Bertarung!!”
Auman itu mengirimkan kekuatan yang benar-benar spektakuler. Hampir seperti sihir yang tak bisa dibayangkan, auman itu langsung menyebar ke seluruh medan tempur.
Hampir seluruh prajurit dari Chambord mulai mengaum.
Moral mereka benar-benar melejit naik!
Seorang prajurit yang terluka menarik keluar panah berduri dari pundaknya. Seorang petani yang kaki kirinya sudah dipotong merangkak untuk mengigit paha musuh. Seorang tetua yang hatinya sudah ditembus oleh pedang menusukkan pisaunya ke tulang tengkorak musuh menggunakan nafas dan kekuatan terakhirnya.
Auman Fei benar-benar memberikan kekuatan untuk tiap penjaga Chambord, memberikan mereka kekuatan yang belum pernah mereka miliki sebelumnya.
Keuntungan langsung berubah dengan cepat ke tangan para prajurit yang bertahan.
Setelah kehilangan tangga pengepung, tak ada lagi bantuan yang datang dari pasukan musuh yang bisa masuk ke dinding pertahanan Chambord. Juga tak ada cara untuk prajurit musuh pergi kabur. Para prajurit ini hampir eek di celana. Mereka berteriak saat mereka berbalik dan mulai berlari dari ujung tajam pedang para orang yang mempertahankan dinding itu. saat ini melompat dari dinding yang tinggi tak tampak seperti ide yang buruk bagi mereka.
Seteidaknya lompat dari dinding memberi mereka sedikit kesempatan untuk hidup*
*logika gila…
Kalau mereka tetap berada disini, para prajurit bertahan yang tiba-tiba “terbakar semangatnya” ini tak akan memberi mereka kesempatan. Mereka akan berakhir dengan kondisi lebih mengenaskan daripada mati – satu dari prajurit yang menyerang ini secara harfiah digigit hingga mati oleh sepasang prajurit yang terluka parah.
Ini adalah perang.
Pendatang baru ini pasti seorang pahlawan!
Seorang pendekar dan penyihir berbintang, atau bahkan berperingkat bulan bisa membunuh banyak musuh, tapi ada beberapa orang yang sering disebut orang lain sebagai pahlawan. Mereka bisa memotivasi semua orang disekitarnya. Tiap aksi, kata, dan ekspresi di mata mereka bisa membawa harapan dan keberanian dari pengikutnya.
Fei secara tidak sengaja menjadi pahlawan di benak semua prajurit yang mempertahankan Chambord.
Setelah mengaum, Fei kembali membunuh para musuhnya. Pedang yang patah, tombak yang patah, dan baju zirah yang rusak. Kemanapaun Fei bergerak, musuhnya berteriak, dan akhirnya dipotong-potong hingga mati.

Dengan momentum tak terkalahkan, Fei mendekati titik tengah pertarungan.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blogroll

BTemplates.com

Search This Blog

Powered by Blogger.

Pages