Light novel indo Novel indo Isekai novel indo

Hail the king chapter 23

Chapter 23: Dia adalah Hewan Buas

Ada yang lainnya?”
“Selain orang-orang yang saya sebutkan, kepala pelayan yang mulia, Bast, yang juga ayah mertua anda di masa mendatang dan ayah Angela, adalah orang yang cukup berpengaruh juga…. Tapi sebelum musuh menyerang, Bast sudah meninggalkan kastil dengan banyak hartanya dan tak ada yang tau kemana ia pergi.”
“Ayah Angela?” Fei terkejut, “Ayah Angela masih hidup? Tak heran aku tak pernah melihatnya, ia pergi sebelum musuh datang, dan bahkan membawa banyak hartanya… bukankah itu bisa dihitung sebagai kabur?”
Akan tetapi, reaksi awal Fei bukanlah marah; ia merasa sedih untuk Angela. Seorang gadis yang cantik dan baik ditinggalkan oleh ayahnya di saat yang paling penting.
“Dia pasti menyembunyikan perasaannya setiap hari.” Ia tiba-tiba khawatir pada Angela.
….
Angin sepoi-sepoi dingin berhembus melewati Chambord. Disisi lain sungai, obor musuh terbakar dengan cerah di gelapnya malam. Melihat kearahnya dari jauh, mereka tampak seperti bintang di langit malam. Fei melanjutkan berbicara dengan Brook di dinding pertahanan. Ia saat ini sudah mengerti tentang kelompok kekuatan internal di Chambord.
Dari apa yang dijelaskan Brook, meskipun Chambord hanyalah kerajaan kecil di benua Azeroth, kelicikan politik yang kompleks dan pertarungan diantara kekuatan internal juga sama seperti yang ada di dalam kekaisaran yang super kuat itu…. Fei merasa kalau ia sedang menghadapi semua yang sangat menarik.
“Aku merasa kalau aku tidak melihat Bazzer, Conca atau Oleg di pertarungan kali ini. Bukankah mereka semua harusnya berpartisipasi?” Fei memikirkan sesuatu dan bertanya.
“Tuan Bazzer sebenarnya pernah datang ke pertarungan sekali; itu adalah saat yang mulia jatuh di dinding pertahanan…. Hakim Militer Conca terluka di hari pertama pertarungan, dan ia memulihkan diri di kediamannya sejak saat itu. Oleg adalah sipir; meskipun aku memintanya untuk ikut dalam pertarungan, ia merasa kalau prioritasnya adalah untuk menjaga penjara, jadi ia tak punya tugas apapun dalam medan pertempuran!”
“Tak punya kewajiban hah? Hehe, ok….” Fei mengejek, “Kemudian bagaimana dengan kekuatan mereka? Maksudku adalah kekuatan pribadi mereka…”
“Bazzer hanyalah orang biasa. dia tak punya sihir, ataupun teknik bertarung. Baik Conca dan Oleg adalah pendekar tingkat bintang satu…. Tapi orang yang paling kuat di Chambord adalah tuan Lampard! Dengan pendekar peringkat tiga bintang, dia adalah salah satu Guardian terbaik (Guardian adalah orang paling kuat yang melindungi suatu kerajaan atau kekaisaran) di kerajaan sekitar kita!”
Brook benar-benar bangga saat ia membicarakan tentang Lampard.
“Aku mengingat kalau anak Bazzer, si Gill adalah penyihir bukan?” Fei tiba-tiba punya ‘ide’ buruk. Ia tertawa, “Teruskan perintahku, panggil penyihir Gill ke dinding pertahanan untuk melindungi kerajaan Chambord.”
“Yang mulia, Gill masih belum mencapai tingkat bintang satu dalam sihir. Dia hanyalah penyihir pemula berperingkat rendah… tentu saja, seorang penyihir pemula akan banyak membantu dalam pertarungan…” Brook menunduk saat menjawab, “Sesuai permintaanmu, yang mulia. Saya akan mengirim seseorang untuk memanggil Gill segera.”
Tentu saja, Brook setuju seratus persen pada perintah ini.
“En, cukup seperti ini saja untuk malam ini.” Fei sudah cukup mendapat semua informasi yang ia inginkan. Ia tersenyum seraya menepuk pundak Brook, “Setelah mengatur prajurit yang punya giliran menjaga malam, pergi dan beristirahatlah. Aku akan membantu jaga malam ini.”
“Yang mulia, anda tidak bisa melakukannya! Ini adalah tugasku unutk…” Brook terkejut.
Fei tersenyum dan melambai untuk menghentikannya, “Komandan Brook, aku dengar dari para prajurit kalau kau belum tidur selama dua hari, itu tidak baik. Akan ada lebih banyak pertarungan kejam yang menunggu kita besok… ok, Brook. Kau harus tidur sementara ini. aku membutuhkanmu untuk membunuh lebih banyak lawan di pertarungan besok… ini adalah titah raja, kau harus mengikutinya! Sekarang pergi!”
Brook tertegun. Detik berikutnya, pria tangguh ini setengah berlutut, menopang pedang dua tangannya didepan dadanya. Dia bersumpah dengan serius, “Yang Mulia Alexander, raja yang hamba hormati. Pendekar satu bintang Goethe-Brook berjanji akan setia!”
……
Setelah Brook pergi, Fei membuat alasan dan menyuruh para prajurit yang mengikutinya pergi.
Ia berjalan kesekitar dan mengamati dengan detil struktur dan mekanisme pertahanan di dinding. Ia menenangkan para prajurit yang berjaga malam dan berjalan ke menara kawal di tengah dinding pertahanan.
Menara kawal ini adalah bangunan dua tingkat yang terbuat dari kayu dan batu. Sebelum perang meletus, menara kawal ini didekorasi dengan baik. Dan berguna untuk tempat istirahat para prajurit yang bertukar giliran di dinding. Tetapi, pertarungan beberapa hari yang lalu sudah menghancurkan bangunan ini. bangunan ini hanya punya empat dinding yang sebagian hancur. Tanpa ada atap/langit-langit, terlihat bintang yang bersinar.
Fei mengambil tempat yang bisa melihat seluruh wilayah dibawah dinding pertahanan jadi ia bisa beraksi kalau musuh melakukan sesuatu. Ia duduk dan memulai jaga malamnya.
Beberapa pasang prajurit lain berdiri diluar menara kawal, menjaga sang raja.
“Ini bukan situasi yang baik. Meskipun kita mengalahkan kepungan mereka hari ini, ini tak akan terjadi setiap hari. Musuh kali ni punya peralatan yang canggih dan sangat terlatih. Terlebih lagi, kita kalah jumlah. Kalau ini berlanjut, Chambord tak akan bisa lepas dari nasibnya untuk ditaklukkan. Pasti ada jalan lain!” Fei sedang berpikir keras.
Tapi setelah banyak berpikir, tak ada satupun ide bagus yang muncul di pikirannya. Bagaimanapun ia hanyalah mahasiswa di bumi. Dia bukanlah pembunuh ataupun komandan perang. Memikirkan sebuah ide yang bisa menyelamatkan kastil Chambord bukanlah hal yang mudah.
“Tampaknya aku harus meningkatkan kekuatanku terlebih dahulu. Aku akan mengurus yang lainnya nanti.”
Fei menyerah untuk berpikir. Ia mengambil keputusan saat menutup matanya dan mencoba berkomunikasi dengan suara misterius di kepalanya. Dia ingin masuk kedalam dunia Diablo untuk ‘menaikkan level’ dan meningkatkan kekuatannya.
Tetapi –
“Kekuatan mental yang tersimpan tidak cukup. Tidak bisa memasuki dunia Diablo, tolong coba lagi nanti.”
Suara dingin dan misterius itu memberi respon pada Fei dengan cepat.
Ini membuat Fei kecewa. Ia bermeditasi untuk sementara waktu dan mencoba lagi, tapi jawaban yang muncul tetap sama. Setelah mencoba lebih dari sepuluh kali, ia masih tidak bisa memasuki dunia Diablo. Dan respon yang didapat masih sama, “Kekuatan mental yang tersimpan tidak mencukupi….”
Fei terus mencoba, tapi kelelahan sudah melandanya dan ia tanpa disadari jatuh tertidur.
……
……
Di sisi selatan dari sungai Zuli. Di dalam markas musuh misterius dan tak diketahui asalnya.
Tepat ditengah perkemahan ada tenda hitam, yang tampak lebih besar dan megah daripada tenda-tenda disekitarnya. Dibawah cahaya obor yang berkelip disekitarnya, tenda itu tampak seperti monster mengerikan yang tersembunyi dalam kegelapan, siap menyerang kapanpun.
Akan tetapi, rasanya hangat dan terang di dalam tenda.
Ksatria bertopeng perak yang muncul di medan perang sedang duduk di kursi besar. Kursinya dilapisi oleh bulu hitam besar dari hewan yang tidak diketahui. Ksatria bertopeng perak itu terlihat santai; satu tangan menahan dagunya sementara tangan lain memegang gelas giok yang hampir transparan, memutar-mutar anggur melah didalamnya.
Sembilan belas pendekar hitam berdiri dalam dua baris di sisi kanan dan kirinya. Di sisis kiri tenda, ada seorang pria misterius dibawah jubah hitam yang duduk didekat meja. Sebuah tongkat didekatnya menguak identitasnya – seorang penyihir.
Ada medan gaya aneh yang meliputi pria misterius ini, dan membuat pria itu tampak sangat samar dan tak ada seorangpun yang bisa melihat wajahnya. Meskipun di dalam tenda hangat, semua orang merasakan kedinginan di tulang mereka saat melihat kearahnya.
Pendekar berbintang tiga, Landes yang dilukai dengan parah oleh Fei sedang berlutut dihadapan ksatria bertopeng perak.
“Krak, krak – !”
Itu adalah suara dari arang yang meletus karena terbakar. Hanya itulah suara yang terdengar didalam tenda; dan hal ini membuat suasananya tampak sangat aneh.
Akhirnya, pria bertopeng perak itu menaikkan kepalanya. Ia melihat kearah Landes dan bertanya dengan tenang, “Landes, katakan padaku apa yang terjadi di dinding pertahanan hari ni. Aku penasaran bagaimana kau terluka separah ini sebagai pendekar tiga bintang.”
Saat Landes sedang berlutut di karpet merah di tengah tenda, rasa malu menutupi wajahnya.
Apa yang mengejutkan adalah dibawah pertanyaan dari ksatria bertopeng perak itu, Pendekar tiga bintang Landes tampak sangat takut, mengatakan apapun yang ia alami dengan detil.
Pria itu mendengarkan dengan acuh. Ia fokus pada gelas giok di tangannya sepanjang waktu, seolah ada sesuatu yang sedang menarik perhatiannya,
Setelah Landes selesai, pria bertopeng perak itu berhenti memutar-mutar gelasnya. Ia berkata dengan lembut, “Menarik, hehe… Landes, duduklah!”
;andes merasa kalau dirinya sudah diampuni dari hukuman mati. Ia menghembuskan nafas lega. Dia berdiri dan berkata, “Terima kasih, tuan. Saya punya satu hal lagi untuk dilaporkan. Saat saya bertarung dengan pendekar tiga bintang dari kastil chabmord, saya menemukan sesuatu yang menarik.”
“Teruskan!”
“Tuan, saya rasa pendekar tiga bintang itu tampak terluka. Energi airnya tak bisa bergerak di dalam tubuhnya dengan lancar. Menurut prediksi saya, ia mungkin punya luka dalam dari beberapa waktu yang lalu dan belum pulih…. Di pertarungan berikutnya, saya yakin saya bisa memotong kepalanya dan menyumbangkan tengkoraknya pada koleksi tuan!”
Landes sangat terpompa. Tapi, itu sama sekali tak menggugah rasa ingin tahu ksatria bertopeng perak.

Ksatria itu tidak tertarik pada orang paling kuat di Chambord. Tampak tak disengaja, ia bertanya, “Landes, apa pendapatmu mengenai ‘banteng’ berlapis baja yang muncul di medan tempur sebelumnya?”
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blogroll

BTemplates.com

Search This Blog

Powered by Blogger.

Pages