Light novel indo Novel indo Isekai novel indo

Hail the king chapter 30

Chapter 30: Tak Akan ada Pembantaian kalau Kalian Menyerah

Waktu melayang pergi. seperti sebuah badai buruk, sebuah pertarungan kejam akan segera terjadi.
Musuh di sisi lain dari sungai Zuli tampaknya sudah selesai menyiapkan posisi. Pengepungan akan segera mulai sebentar lagi. Brook mulai mengarahkan para prajurit ntuk menyiapkan alat-alat dan mekanisme pertahanan. Kebanyakan anak muda datang ke dinding pertahanan untuk membantu dengan peralatan yang sederhana dan kasar, seperti tongkat kayu dan kapak pemotong.
Akan tetapi, kekuatan bertahan mereka masih tidak ckukup. Ada kurang dari 400 prajurit dari Penjaga Raja karena luka dan cedera yang mereka terima dan sekitar 1,000 anak muda yang baru saja direkrut tanpa pelatihan militer. Jumlah yang kurang dari 1,500 tenaga manusia adalah kekuatan pertahanan terkuat yang bisa dikumpulkan oleh cahmbord.
Kekuatan ini benar-benar sangat lemah jika dibandingkan dengan musuh yang terdiri dari 2,000 prajurit yang dilatih dengan baik.
Untungnya, Chambord memiliki banyak keuntungan karena wilayah mereka. Tapi bahakn dibawah keuntungan tersebut, situasi di Chambord masih tidak optimistis.
Seorang pendekar atau penyihir yang kuat sangat penting dalam peperangan di benua Azeroth. Kalau musuh memiliki satu atau dua petarung lagi seperti Landes, maka Chambord pasti ditakdirkan hancur.
Fei benar-benar sangat gelisah oleh hal ini.
Matahari mulai naik dan suasananya mulai menjadi tegang.
Tampaknya ada sebuah api tak terlihat di udara. Kebanyakan orang merasakan sensasi panas di dada mereka tiap kali mereka bernafas.
Fei berdiri di samping menara kawal dan menunggu pertarungan yang akan segera tiba.
Gill ‘gendut’ berada tak begitu jauh dari Fei. Kakinya bergetar sangat kencang karena takut. pertarungan yang penuh darah sudah membuat tuan muda yang dimanjakan ini ketakutan dan kepalanya menjadi kosong. Untungnya, Bazzer sudah mengirim beberapa penjaga loyal miliknya untuk melindungi Gill, kalau tidak Gill mungkin sudah pingsan.
Apa yang mengejutkan Fei adalah menurut Brook, bajingan berjubah merah ini tak punya kemampuan untuk bertarung sama sekali. Itulah kenapa Fei tak memperhatikannya setelah ia berurusan dengan Conca dan Oleg. Fei berpikir kalau ia bisa kabur dari dinding pertahanan, tapi siapa yang sangka kalau ia akan berjalan ke dinding dan berdiri disamping anaknya.
“Rubah licik ini benar-benar peduli pada anaknya, hah? Dia tampaknya masih punya kemanusiaan….. benar-benar tak terduga…..”
Fei menengok ke Bazzer, tapi ia tak mengatakan apapun. Semua orang menunggu pertarungan yang akan seera dimulai.
Di sisi lain dari parit.
Musuh sudah membentuk formasi sepuluh kotak. Mereka mendekati Chambord langkah demi langkah. Pedang dan tombak bersinar dibawah matahari.
Di dinding pertahanan, suasananya benar-benar sunyi. Semua orang bisa mendengar jantung mereka yang sedang memompa.
Beberapa rekrutmen baru merasakan kalau kaki mereka juga mulai bergetar. Tangan mereka berkeringkat deras; mereka hampir tak bisa memegang senjata mereka lagi. Sebuah pertarungan berdarah akan segera dimulai, dan tak ada stupun yang tau apakah mereka bisa bertahan dalam pertarungan ini. tapi untuk keluarga mereka, mereka tak bisa mundur.
“Tap, tap, tap, tap ––––”
Musuh berbaris dengan serempak. Seperti banjir hitam, mereka mendekati kastil Chambord dengan perlahan dan stabil dengan banyak tekanan. Seperti stik yang memukul drum, suara mereka menyentuh jantung para prajurit. Gerakan mereka menjadi semakin cepat, membuat semua orang di dinding pertahanan seakan tercekik.
Musuh dihadapan mereka membentuk formasi perisai menara.
Ada seratus perisai hitam besar yang tingginya sekitar 2 meter, dan wajah iblis kejam yang dipahat ke perisai tersebut. Perisai itu melindungi semua musuh dibelakangnya dan berjalan kedepan dengan satil, seolah ada sekawanan iblis yang mendekati cahmbord. Formasi mereka berubah saat mereka mendekati jembatan batu. Di setiap baris, formasi sepuluh orang dikurangi menjadi tiga orang, membuat mereka bisa melewati jembatan batu tanpa masalah. Mereka masih melangkah dengan serempak saat ini terjadi.
Tak ada satupun suara selama proses itu. musuh mereka seolah mesin pembunuh yang kejam dan akurat, beroperasi dengan ketat dan tertib. Mereka menampakkan disiplin luar biasa.
Ini semakin membuat Fei merasa tak menentu tentang pertarugnan yang belum terjadi. musuhnya adalah prajurit yang terlatih, sudah jelas. Membandingkannya dengan prajurit disampingnya, Fei tau kalau pertarungan ini akan sulit dimenangkan.
Jarah antara dua pihak mengecil dengan cepat.
Dalam kurang dari 10 menit, formasi menara perisai tersebut melangkahkan kaki mereka pada parit di sisi Chambord. Setelah mereka melakukannya, mereka akan berada di jarah serang dari pemanah Chambord, dan pertarungan akan segera dimulai.
“Ting!”
Brook menarik keluar pedangnya dan naik keatas benteng dan berteriak, “Pemanah…. Bersiap!”
“Kreak, kreak…” itu adalah suara dari para pemanah yang menarik busur mereka. Lebih dari seratus busur besar ditaru hingga membentuk bulan penuh. Ujung berkilau dari tiap panah sama seperti senyuman dari Grim Reaper, menunggu perintah Brook.
Tapi, pada saat itu –
“Tap!”
Formasi menara perisai yang berada di tempat paling depan dari garis musuh berhenti bergerak untuk beberapa alasan. Formasi tombak, formasi pengguna pedang, formasi pemanah dan enam formasi lainnya dibelakang mereka juga berhenti secara bergantian.
Seluruh prosesnya benar-benar seragam, seolah banyak formasi itu hanya terdiri dari satu orang.
“Ada apa ini?”
Setelah melihat hal itu, Fei mengerutkan dahinya. Ia tak tahu apa yang dipikirkan oleh komandan musuhnya.
Brook juga terkejut, tapi ia sama sekali tidak menenangkan diri. Ia berteriak, “Pemanah bersiap, konsentrasi, tak ada seorangpun yang dibolehkan  meninggalkan posisinya!”
Setelah mengatakannya ada perubahan baru pada formasi musuh. Empat ksatria hitam muncul dari dalam formasi dengan perlahan berjalan kedepan formasi menara perisai. Pimpinan ksatria itu memegang tombak ksatria sepanjang 3 meter, dan diujung tombak tersebut ia membawa helm.
Wajah Brook berubah. Ia menarik kembali pedangnya dan bergegas kembali ke Fei; dengan suara yang pelan ia berbicara, “Yang mulia, pihak musuh ingin melakukan negosiasi.”
“Negosiasi?” Fei terhibur.
“Jadi menempatkan helm di tombak berarti musuh ingin melakukan negosiasi di benua Azeroth…..” Fei mengingat informasi kecil ini; ia mungkin harus menggunakannya suatu saat.
“Tapi para bajingan ini punya keuntungan lebih besar, kenapa mereka ingin melakukan negosiasi?” pikir Fei.
“Biarkan mereka mendekat!” perintah Fei pada Brook. ia ingin tahu jenis tipuan macam apa yang dimainkan oleh komandan musuhnya.
“Sesuai dengan keinginanmu!”
Brook berbalik dan memberikan sinyal pada prajurit untuk menerima negosiasi mereka.
Setelah menerima respon, keempat ksatria itu mengendarai kuda mereka ke arah dinding pertahanan dan berhenti dibawah gerbang utama Chambord.
“Mengikuti perintah tuanku, suruh Raja dari Chambord datang dan mendengarkan perintahnya.”
Ksatria hitam bernama [Satu] menghentakkan tombaknya ke tanah. Ia menaikkan kepalanya dan berteriak dengan arogan. Kekuatannya sebagai pendekar satu bintang membuat suaranya terdengar dengan keras danjelas di dinding. Semua orang di dinding mendengarkan dan merasakan arogansi dalam suara itu.
“Katakan apa yang harus kau katakan bangsat!”
Fei berteriakn dengan kasar dari dinding pertahanan. Sikap musuhnya kali ini membuatnya kesal, jadi ia tak repot-repot berpura-pura baik.
Dibawah dinding pertahanan, pupil dari [Satu] mengerut.
Ia tak menyangka aklau raja Chambord adalah ‘banteng’ yang melukai pendekar tiga bintang Landes….. “Sialan! Bukankah informasi dari agen intelejen kita ‘Elang’ berkata kalau raja mereka adalah seorang idiot? Bagaimana ini bisa terjadi?”
Dari jauh. Ksatria bertopeng perak yang mengamati semuanya dari sisi lain sungai juga agak terkejut.
Tapi dengan cepat, senyum muncul di wajahnya, “Ini menjadi semakin menarik. Mengirim seorang raja ke koloseum, trik menakjubkan ini pasti akan membuat para gadis bangsawan disana tertarik… hahaha ini lebih menarik dari yang aku bayangkan!”
Dibawah dinding pertahanan.
“Tuanku sangat baik dan murah hati; ia bersedia membiarkan kalian semua hidup…..” ksatria hitam yang dipanggil [Satu] berteriak dengan bangga, “Dengarkan baik-baik, raja dari Chambord. Tuan berkata kalau kau bersedia membuka gerbang dan menyerah, seluruh anggota kerajaan dan menteri serta petugas kerajaan akan dilindungi oleh kami. Para warga hanya akan dijadikan budak dan tidak dibunuh…..” setelah [Satu] mengatakannya, nadanya berubah. Ia mengejek dan mengancam, “Kalau kalian begitu bodoh dan menolak untuk menyerah, setelah kami menaklukkan kerajaan kalian, kami akan membantai kerajaan kalian dalam tiga hari; tak ada satupun makhluk yang akan bertahan hidup!”
Kata-kata yang digunakan ksatria hitam itu didengar dengan jelas oleh semua orang di dinding pertahanan.
Orang-orang memiliki reaksi yang berbeda. Bazzer, Oleg, dan beberapa menteri lain serta para perwira kerajaan mulai mempertimbangkan ‘saran’ ini dan berpikir untuk menyerah. Beberapa penduduk yang takut mati juga ingin menyerah. Menjadi budak lebih baik daripada mati. Tentu saja, ada orang yang menunjukkan rasa jijik mereka dan memegang senjata mereka dengan lebih erat.
Semua orang mulai menatap Raja muda Alexander.
Keputusannya ada di tangan sang raja muda.
Fei tak langsung menolaknya. Ia melihat wajah semua orang. Setelah melihat ekspresi semua roang., ia memikirkan sesuatu dan berbicara dengan pelan, “Aku tak menyangka musuh akan melakukan hal ini…. ini adalah pilihan yang sulit, hahaha. Mari kita bicarakan hal ini, bagaimana menurut kalian?”
Setelah ia selesai, Sipir Oleg langsung maju dengan tak sanar.
Si penjilat ini tersenyum dengan cerah dan bicara, “Raja agung-ku, Oleg bersedia mati untukmu di medan perang. Akan tetapi, hamba percaya kalau raja harus mempertimbangkan saran dari musuh. Kita hanya memiliki kurang dari 400 prajurit dan semua orang terluka di beberapa tempat. Kalau kita terus bertahan, mungkin kita tak akan mampu menahannya dan akan semakin menyinggung musuh. Kalau demikian maka semua orang di dalam kastil akan mati….. oh, tentu saja! Hamba tak takut mati; hamba hanya berpikir untuk seluruh orang di dalam kerajaan.”
Meskipun ia terdengar seolah peduli, tapi ekspresi di wajahnya menampakkan perasaannya yang sebenarnya. Seorang sipir bisa dihitung sebagai perwira dari Chambord, jadi ia juga akan dilindugi oleh musuh mereka. Ia tak perlu mati, dan ia tak perlu menjadi budak. Sebagai pengecut, ini adalah pilihan terbaik untuk Oleg.

Banyak orang memandangnya rendah pada oleh seolah mereka bisa menembakkan panah dengan mata mereka, tapi Oleg berpura-pura seolah ia tak menyadari apapun.
Share:

Hail the king chapter 29

Chapter 29: [King’s Sword]

Peringkat bintang ada di bawah seluruh sistem. Untuk seorang pendekar, peringkat mereka ditentukan oleh ‘ketebalan’ dari energi mereka. Di benua Azeroth, saat seorang pendekar membentuk energinya untuk pertama kali dalam latihan, sebuah bintang ajaib yang berputar akan muncul diatas kepala pendekar tersebut. Jumlah bintang tersebut akan meningkat dari satu hingga sembilan seraya ketebalan dari energi mereka meningkat. Setiap kali sebuah bintang muncul, itu berarti pendekar tersebut akan naik peringkat; tiap peringkat akan meningkatkan kekuatan mereka secara dramatis.
Seorang pendekar berbintang sembilan ada di puncak peringkat bintang. Setelah itu, kalau seorang pendekar bisa melangkah melampaui puncak dari sembilan bintang, mereka bisa menjadi seorang pendekar berperingkat bulan. Akan tetapi, lompatan ini sangatlah sulit dilakukan. 70% pendekar di benua Azeroth tak akan pernah menjadi seorang berperingkat bulan di seluruh hidup mereka.
Seorang pendekar berperingkat bulan benar-benar berada di tingkat yang berbeda. Mereka bisa memilih metode latihan yang berbeda. Ada mereka-mereka yang memilih untuk memfokuskan latihannya pada senjata spesial dan mereka disebut [pendekar takdir], seorang yang memilih untuk membuat perjanjian dengan monster yang kuat dan berbagi kekuatan dengan mereka disebut [pendekar roh binatang], dan banyak lagi jenis lainnya. Ada banyak metode berlatih untuk menjadi lebih kuat.
Pendekar berperingkat bulan sangatlah berpengaruh. Mereka bisa dengan mudah mendapatkan penghargaan dari kekaisaran kuat di benua Azeroth. Status bangsawan, uang, kekuatan politik, sebut saja, mereka bisa mendapatkannya.
Diatas pendekar peringkat bulan adalah pendekar peringkat matahari. Mereka sama seperti dewa; hanya muncul dalam legenda. Peringkat ini berlaku sama untuk penyihir.
Chambord terletak sangat jauh dari tengah benua, jadi tentu saja, tak ada seorangpun yang pernah melihat ataupun mendengar seorang pendekar atau penyihir berperingkat matahari.
Ini adalah sistem peringkat di benua Azeroth. Kekuatan yang didemonstrasikan oleh Fei sudah benar-benar mengubah pemahaman orang-orang tentang pendekar di Chambord.
Tak ada seorangpun yang tau jenis kekuatan seperti apa yang dimiliki oleh Fei. Tanpa memiliki energi sedikitpun, dia bisa dengan mudah menghantam pelindung energi dari pendekar berbintang dua dan membunuhnya seketika.
Sebagai seorang pendekar nomer satu di Chambord, pendekar berbintang tiga, Lampard, juga sama terkejutnya. Ia tak bisa mempercayainya; baginya Alexander hanya menggunakan kekuatan brutalnya saja…. “Tapi sejak kapan kekuatan brutal murni bisa melawan energi seorang pendekar?”
Hanya Brook yang jujur yang tahu ‘kebenarannya’; tubuhnya bergetar dengan semangat: “Ini pasti adalah kekuatan dewa! Ini pasti kekuatan Dewa Perang yang ditinggalkan di dalam sang raja….”
Bazzer menyembunyikan dirinya sendiri ditengah kerumunan. Setelah melihat aksi Fei, ekspresi wajahnya tetap muram. akan tetapi, Bazzer benar-benar sangat terkejut dalam benaknya, “Ini tak masuk akal. Si idiot ini bukan hanya menjadi normal. kekuatannya juga tak bisa ditebak sekarang….. tampaknya aku harus membuat beberapa perubahan dalam rencanaku…. Aku tak bisa menunggu lagi.”
Semua orang berpikir tentang apa yang terjadi. dan saat ini suasananya benar-benar hening di dinding pertahanan.
Fei juga cukup terkejut, melihat bagaimana ia bisa langsung membunuh Conca. Ia merasa kalau kekuatannya sudah meningkat dengan signifikan semenjak pertarungan kemarin. Setelah memikirkan tentang hal ini, ini mungkin karena ia sudah meningkatkan karakter barbariannya dari level 5 ke level 7. Akan tetapi, saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk memikirkan hal itu.
“Ting!”
Ia berbalik dan menarik pedangnya dari sarung di pinggangnya. Ia berteriak, “Pierce!”
Pierce terkejut, tapi ia dengan cepat memahami apa yang dimaksud oleh Fei. Ia melangkah kedepan dan setengah berlutut, “Yang Mulia!”
“Kau sudah menghancurkan dua tangga pengepung milik musuh kemarin di pertempuran dan membantu Chambord mengusir musuhnya. Aku akan menghadiahi prestasimu sebagai raja dan menunjukmu sebagai Hakim Militer dari Chambord. Kau akan memegang [Pedang Raja] dan mengontrol pertahanan. Kalau ada seorangpun yang tak mematuhi perintah apapun atau mundur dari baris depan, mereka harus dieksekusi menggunakan pedang ini… termasuk diriku; kalau aku  mundur saat pertarungan akan dimulai, kau harus menusuk jantungku dengan pedang ini!”
Fei menyerahkan pedangnya pada Pierce.
Ini adalah ide yang Fei dapat dari film militer yang ia tonton di Bumi. Sebelum perang, moral adalah hal yang sama pentingnya dengan peraturan dan hukum militer. Menyembuhkan prajurit yang terluka dan berpura-pura menjadi utusan dari Dewa Perang malam sebelumnya membantu meningkatkan moral, sementara mengeksekusi Hakim Militer Conca dan menunjuk Pierce membantu untuk menerapkan standar dan meningkatkan disiplin dengan serius.
Sangat bijak untuk menempatkan baik insentif dan juga hukuman.
Pierce mengambil [Pedang Raja] dengan kedua tangannya dan berkata, “Sesuai dengan keinginanmu, raja besarku!” setelah itu, ia melompat ke atas dinding dengan pedang diangkat keatas kepalanya dan berteriak pada teman sesama prajuritnya, “Saudarkua! Bertarung! Untuk Raja Alexander!”
Moral yang naik langsung terbakar dengan teriakan Pierce.
“Ting! Ting! Ting!” suara logam yang berdentang menyelimuti dinding pertahanan. Suara dari pedang dan pisau yang diketukkan ke perisai dan zirah…. Tombak yang dihentakkan di lantai batu dinding pertahanan…. Para prajurit menggunakan metode ini untuk mengekspresikan rasa hormat dan dukungan mereka pada raja.
Ini adalah raja dari Chambord!
Seorang raja sebenarnya!
Beberapa menit yang lalu, beberapa orang masih cukup ragu untuk mempercayai rumor tentang raja yang seperti dewa; tapi sekarang, semua orang mempercayainya.
Tak perlu meragukannya lagi. Rentetan perintah dan aksi Fei sudah mengejutkan semua orang yang berada di dinding pertahanna. Apalagi saat ia berteriak ke Conca, itu memompa semangat dari para prajurit yang terluka setelah bertarung terus menerus selama beberapa hari. Pengakuan sederhana di benua Azeroth lebih berharga daripada janji apapun atau hadiah fisik untuk para prajurit di kebanyakan waktu. Seorang raja yang mengakui mereka pantas mendapatkan loyalitas mereka.
Kepala Menteri Bazzer berdiri di kerumunan. Kekejaman sekilas tampak melalui kedua matanya; tak ada yang tau apa yang sedang dipikirkannya.
Fei menaikkan tangannya dan para prajurit tiba-tiba menjadi tenang. mereka menatap dengan penuh semangat seraya menunggu perintah sang raja selanjutnya.
Fei melihat kesekitar dan bertanya dengan tak sabar, “Kenapa Sipir Oleg belum berada disini?”
“Yang mulia, hamba disini, hamba disini……”
Sesosok orang yang gemetar merangsek keluar dari kerumunan. Ia berjalan beberapa langkah dan berlutut dihadapan Fei, “Raja agung Alexander, setelah mendapatkan perintahmu, hamba langsung bergegas kesini…. Dewa memberkatimu, raja terhormat-ku!”
Sosok ini adalah Sipir Oleg.
Ia memang agak terlambat, tapi ia melihat apa yang terjadi pada Conca. Setelah berpikir mengenai apa yang ia sudah lakukan pada Alexander, ia merasakan dingin menusuk pada tulangnya. Ia  berharap kalau ia akan dilupakan dengan membaur pada kerumunan, tapi raja Alexander langsung memanggil namanya. Oleg tak berani memainkan tipuan apapun. Meskipun ia takut, ia keluar, berlutut dan mulai memuji Fei.
Ia bahkan ingin merangkak kearahnya dan mencium sepatu sang raja.
Tapi-
“Ting!”
Terdengar suara senjata yang ditarik keluar.
Brook dan Pierce maju dan menghadang Oleg, dan para prajurit membentuk dinding senjata dihadapan Oleg. Mereka tak ingin ia mendekat ke raja.
Conca sudah mendekati raja dengan mudah dan hampir menyebabkan tragedy. Meskipun raja sudah mengeksekusi Conca, sebagai penjaga raja, mereka tak bisa membiarkan kesalahan yang sama terjadi dua kali.
Oleg benar-benar takut.
Ia tetap menaruh kepalanya di lantai, “Yang mulai, tolong maafkan hamba… hamba berbeda dari Conca…. Hamba benar-benar sangat loyal terhadapmu, hamba bahkan dengan sukarela akan mengorbankan apapun untukmu…. Hamba adalah pelayanmu yang paling bisa dipercaya, perintahmu adalah tujuan hidupku, aku….”
Fei mengerutkan dahi.
Sipir ini hanya setinggi 5 kaki 4 inchi. Ia memiliki jenggot yang besar. Dengan bekas luka di dahinya; ia tampak kuat dan tak kenal ampun. Akan tetapi, Fei tak menyangka kalau ia ternyata seorang penjilat.
“Bagaimana bisa seorang penjilat seperti ini mengurus penjara?” Fei curiga.
“Baiklah, berdiri….” Fei memberi sinyal pada prajuritnya untuk menarik senjata mereka. Ia berjalan ke Oleg dan berkata, “Omong kosongmu tak berarti apapun padaku. Kalau perintahku adalah tujuan hidupmu, maka ambil senjatamu dan bertarunglah untuk Chambord! Kau adalah pendekar berbintang satu bukan? Tengoklah kesana….” Fei menunjuk pada satu bagian dari dinding pertahanan dan bagian benteng yang sudah hancur karena tangga pengepung, “Dalam pertarungan yang segera datang, aku ingin kau menjaga celah itu, paham?”
Oleg melihat celah tersesbut. Ia tahu saat pertarungan akan segera mulai, tempat itu adalah medan tempur yang paling ramai. Bahkan meskipun ia adalah pendekar satu bintang, ia akan punya waktu yang sulit untuk mempertahankan celah tersebut….
Akan tetapi, ia tak bisa menolak perintah sang raja.
Kekuatan dari Alexander yang ‘baru’ membuatnya hancur. Oleg tau kalau ia berani berkata tidak, maka ia juga akan ditancapkan pada menara kawal/jaga, sama seperti Conca.
“Sesuai dengan permintaanmu, raja muda terhormat-ku! Hamba akan menjaga celah tersebut dengan nyawa hamba! Meskipun hamba mati, hamba tak akan membiarkan musuh mendekatimu!”
Oleg harus menerima perintah itu dengan pahit.
Ia tau kalau ia tak bisa mendapat pengakuan dari pria muda dihadapannya hari ini, hari ini mungkin adalah hari terakhir kehidupannya menjadi sipir. Ia menerima perintah itu dan tentu secara alami lebih banyak pujian keluar dari mulutnya.
Fei merasa jijik mendengarnya dan mundur beberapa langkah.


Share:

Hail the king chapter 28

Chapter 28: Satu Serangan! Lagi!

Teriakan dari sang raja sama seperti jutaan panah yang menembus hati semua orang. Banyak veteran perang yang menurunkan kepalanya untuk menutupi mata mereka, tapi tubuh mereka yang sedang gemetar menunjukkan perasaan mereka. Banyak pemula yang tak bisa menahan air mata mereka dan mulai menangis, setengahnya karena mereka sudah didzalimi dan setengahya karena mereka senang.
Berdiri jauh darinya, Pierce, Brook dan Lampard merasa terpompa dengan ‘pidato’ dari sang raja, mereka merasakan sesuatu seolah hampir meledak dari dada mereka.
Di sisi lain, Conca takut setengah mati. Ia berlutut disana dan bahkan lupa untuk menampar dirinya sendiri. Karena ia begitu malu, ia memikirkan sesuatu yang bisa mengurangi rasa marah sang raja.
“Kalau kau adalah hukum militer di Chambord, lalu aku ini apa bangsat?!” Fei berteriak lagi dan menendang Conca ke tanah. Ia berbalik dan bertanya pada Brook, “Komandan Brook, katakan padaku. Sebagai Hakim Militer, kabur dari pertarungan, menyinggung raja dan mengindahkan hukum militer Chambord… apa hukuman untuk semua kejahatan ini?”
“Ini harus dianggap sebagai pengkhianatan dan hukuman mati harus menjadi hukumannya!” jawab Brook dengan jujur.
Fei melihat ke Conca yang berusaha bangkit dan bertanya dengan dingin, “Apa kau mendengarnya? Ada yang ingin kau katakan?”
Sekarang Conca mulai panik. Benar-benar panik.
Meskipun ia mempunyai kekuatan dari puncak pendekar satu bintang dan tak takut pada Brook dan prajurit lainnya, pendekar nomer satu dari Chambord, Lampard sedang berdiri disana. Seolah ada gunung besar yang mengitarinya, Lampard memberinya banyak tekanan. Kalau Alexander ingin ia dibunuh, Lampard bisa memotong kepalanya dengan seketika.
“Tolong maafkan hamba! Yang mulia, aku tak akan melakukannya lagi!” Conca merangkak dibawah Fei dan memegang satu kaki Fei. Ia menangis saat meminta permohonan maaf; sikap arogan dan agresifnya sudab benar-benar hilang.
“Kau ingin aku memaafkanmu? Tanya mereka, coba lihat apakah mereka setuju.” Fei menunjuk satu prajurit yang berada di dinding pertahanan.
Tak ada satupun yang merespon, tapi tatapan yang penuh kebencian dan kemarahan yang diberikan pada Conca sudah menjawab pertanyaan itu. Conca tak pernah membayangkan kalau suatu hari, ia akan memohon pada prajurit yang ia anggat kotor dan rendah untuk menyelamatkan hidupnya. Setelah memikirkan beberapa hal yang ia lakukan di Chambord dua tahun terakhir, ia tahu kalau mereka tak akan membiarkannya pergi.
Conca juga tau kalau raja ingin membuat contoh; dan sialnya, ia adalah contohnya. Harapan terakhirnya adalah kepala menteri Bazzer.
Setelah ia mendapatkan apresiasi dari Bazzer, ia sudah melakukan banyak hal kotor dan memberontak untuk membuat ‘penguasa’ asli dari Chambord senang. Ia berharap kalau Bazzer akan melakukan hal yang biasanya ia lakukan: menyelamatkan pantatnya dari konsekuensi yang mungkin terjadi.
Akan tetapi, Bazzer berdiri disana tanpa mengatakan apapun; ia bahkan tak sedikitpun melihat kearah Conca. Ekspresi santai di wajahnya seolah memberitahu semua orang kalau ia sama sekali tak dekat dengan Conca.
Conca merasa kecewa. Ia melihat keatas dan menemukan kalau Alexander sedang tersenyum mengejek kearahnya. Dan kedua mata para prajurit disekitar tampak ingin membunuh; kalau mereka mampu, mereka ingin memakannya hidup-hidup.
Dia sudah ditinggalkan.
“Yang mulia, apa yang akan kau lakukan kepadaku?” Conca mulai menenangkandiri.
Fei bahkan tak melihat kearah Conca. Ia menaikkan kepalanya dan berbicara pada semua orang di dinding pertahanan, “Hakim Militer Conca sudah lari dari pertarungan, menyinggung raja, dan berbuat onar dengan hukum militer. Menurut hukum dari Chambord, aksi ini sama dengan pengkhianatan, dan dia harus dieksekusi!”
Setelah akhirnya mendapatkan kesempatannya, Fei tak akan melewatkannya. Hakim militer ini pasti adalah anak buah Bazzer, dan dia sudah membuat kerusuhan di militer. Dari ekspresi para prajurit, Fei tahu kalau Conca pantas dihukum. Untuk orang-orang seperti ini, lebih baik menghilangkan mereka. Ini bukan hanya akan melukai kendali Bazzer di Chambord, tapi juga akan menegakkan kembali hukum ketat militer dan mengembalikan kepercayaan orang-orang pada hukum Chambord. Fei sudah bertekad untuk menghabisi Conca dari awal.
Setelah Fei mengumumkan pertimbangannya, para prajurit mulai bersorak. Tapi saat itu –
“Kau ingin aku mati? Kalau begitu mati denganku!”
Sebuah teriakan putus asa terdengar. Memegang kaki Fei, Conca tiba-tiba bergerak. Sebuah api berwarna khaki menyelimuti tubuhnya; ini adalah tanda kalau Conca hampir naik ke pendekar tingkat dua bintang. Dia adalah seorang pendekar satubintang saat ia datang ke Chambord dua tahun lalu, tapi dua tahun ini dihabiskan untuk foya-foya dan kesenangan yang tak meningkatkan kekuatanya sama sekali. Akan tetapi, situasinya saat ini sudah merangsang potensi dalam dirinya, dan ia langsung naik menjadi pendekar dua bintang.
Bergerak secepat kilat, Conca melompat dan memegang leher Fei.
Hakim militer yang biasanya tak peduli apapun ini bertingkah seperti anjing yang ditinggalkan. Dia berteriak dengan gila saat orang-orang melengguh, “Menyingkir! Sialan! Pergi jauh dariku! Kalau seseorang berani mendekat, aku akan membunuh raja idiot ini!”
Brook, Pierce, dan para prajurit semuanya terkejtu. Mereka dengan cepat mengerumuninya dengan pedang, tombak, pisau, palu dan semua jenis senjata ditujukan kerahanya.
“Lepaskan raja! Kau bajingan lemah!” Pierce mengayunkan palunya dan berteriak.
Brook gugup. Meskipun raja sudah mendemonstrasikan kekuatan monsternya saat ia membunuh pendekar satu bintang dengan hanya satu tebasan, energi seperti api yang menyelimuti Conca berarti ia sudah menjadi pendekar dua bintang. Terlebih lagi, Conca dengan tiba-tiba menyerang. Ia khawatir kalau raja akan terluka dan berbicara dengan cepat, “Conca, lepaskan raja Alexander! Aku bersumpah pada Dewa Perang kalau akmi akan membiarkanmu pergi dari Chambord hidup-hidup dan kau bisa kembali menjalani hidupmu sebagai tentara bayaran.”
“Tentara bayaran? Hahaha, kau ingin aku kembali menjadi tentara bayaran yang tak menentu?” Conca sudah kehilangan akalnya, ia tertawa seperti orang gila dan berkata, “Kau pikir setelah dua tahun berada dalam kemewahan dan erosi di Chambord, aku tetap punya kualifikasi menjadi tentara bayaranr? Aku tak ingin membahayakan nyawaku untuk koin emas lagi…. Aku butuh banyak emas dan dua kuda cepat. Pergi siapkan mereka!”
Sementara Conca terbagi perhatiannya, pendekar nomer satu di Chambord, Lampard sedang berjalan kearahnya perlahan. Pedang hitam di punggung Lampard bergetar; Lampard sedang menghitung jarak diantara mereka dan memikirkan cara untuk menyelamatkan Fei dengan cepat….
Akan tetapi –
Conca menemukannya.
Ia berteriak seperti tikus yang terangsang, “Jangan mendekat! Tuan Lampard, tetap menjauh, lebih jauh…. Lebih jauh! Kau tahu aku tak bisa bertarung denganmu, tapi dengan jarak seperti ini, apa kau berpikir aku tak bisa memutar leher raja bodoh ini dari kepalanya sebelum kau mendekat padaku?”
Lampard frustasi, tapi ia harus mundur. Tak ada satupun yang menyangka kalau akan terjadi hal seperti ini.
Brook dan Pierce khawatir, tapi mereka tak tahu apa yang harus mereka lakukan. Kalau mereka bisa, mereka akan menggantikan Fei, tapi…..
Satu-satunya orang yang tampak tenang di kerumunan adalah kepala menteri Bazzer. Rasa senang muncul di kedua matanya. Ia berdoa dalam benaknya, “Idiot, berhenti bicara! Bunuh dia sekarang! Bunuh dia. Hahaha, itu akan menyelesaikan banyak pekerjaanku…..”
“Pergi siapkan uang dan kudanya! Cepat!” Conca sangat gugup melihat senjata yang ditujukan padanya; ia berteriak terus menerus.
Tapi –
“Tak perlu menyiapkan hal itu!” Fei yang dari tadi diam akhirnya berbicara.
“Apa yang kau katakan?” Conca terkejut.
“Aku bilang mereka tak perlu menyiapkan hal itu. karena kau sudah tak punya kesempatan lagi untuk menikmati uang.” Fei mengatakannya dengan tenang, seolah ia sedang menjelaskan sesuatu pada anak kecil.
Ketenangan itu membuat Conca merasa kalau dirinya-lah yang sedang disandera, bukan Fei. Conca yang benar-benar gugup akhirnya memanas, “Haha, tak punya kesempatan? Idiot, katakan padaku kenapa?”
“Karena, kau – akan – segera – mati!”
“Apa?”
Sebelum Conca bisa bereaksi, dia merasakan rasa sakit yang kuat dari perutnya. Ia merasa seolah oragan dalam ditubuhnya diledakkan oleh seseorang. Sebelum tangannya yang berada di leher Fei bisa melakukan apapun, ia sudah kehilangan kekuatan, langit dan tanah mulai berputar di kedua matanya. Dia dikirim melayang ke udara dengan tinju Fei.
Adegan ini membuat para kerumunan melenguh lagi.
“Apa yang terjadi?” banyak orang yang terkejut. Dari pandangan mrekea, raja muda yang sedang dicekik itu hanya menggerakkan tangannya dan memukul perut Conca dengan tidak sungguh-sungguh seolah ia sedang bergurau…..
Sedetik berikutnya –
Energi seperti api yang menyelimuti Conca sudah dihancurkan berkeping-keping dan dengan cepat menghilang. Conca terangkat dari tanah dan melayang ke udara.
Sementara orang-orang masih tekrejut, Fei mengambil tombak dari tangan prajurit dan melemparkannya ke Conca.
“Shua – !”
Tombaknya merobek udara dan melayang kearah Conca seperti panah besar.
Conca yang sedang berada di tengah udara, bahkan tak punya waktu untuk berteriak. Tombaknya menembus jantungnya dengan akurat dan momentum massif itu menancapkan tubuhya ke menara kawal di dinding pertahanan. Anggota badanya mengejang beberapa kali, tapi kepalanya dengan segera miring dan darah keluar dari mulutnya. Ia tak bisa lebih mati dari sekarang.
Krisinya sudah dihabisi.
Satu serangan?
Secara teknis itu adalah dua serangan, tapi seorang pendekar bintang dua sangat mudah dibunuh. Meskipun banyak keajaiban sudah dilakukan oleh raja muda ini, semua orang masih terkejut, termasuk pendekar nomer satu Lampard.

Perbedaan dalam kekuatan antara pendekar satu bintang dan pendekar dua bintang bukan hanya dalam angka. Di benua Azeroth, tingkat tenaga dan daya yang dimiliki pendekar dan penyihir dikategorikan berdasarkan langit; ada tiga peringkat yang umum: [Matahari], [Bulan] dan [Bintang].
Share:

Hail the king chapter 27

Chapter 27: Lalu Kau menyebut Dirimu apa Bangsat?!

“Lihat? Ia sudah bangun sekarang!” Fei mengejek Bazzer yang secara harfiah hampir meledak. Ia kemudian bicar apada Brook, “Lepaskan dia; beri dua prajurit untuk melindunginya. Aku butuh penyihir Gill melakukan apa yang penyihir seharusnya lakukan di medan tempur!”
Bazzer memberi tatapan membunuh pada Fei, tapi kemudian dengan cepat menahan dirinya.
Saat itu, Fei merasakan dingin, seolah ada monster mengerikan yang bersembunyi dalam gelap, siap untuk memakannya hidup-hidup….
Ia melihat kesekitar tapi tak menemukan apapun.
“Apa itu hanya imajinasiku?” pikir Fei sendiri.
Brook yang sedang berdiri disamping Fei tak merasakan apapun. Ia mematuhi perintah sang raja; ia melambaikan tangannya dan dua prajurit membawa Gill yang setengah mati kedalam menara kawal di dinding pertahanan. Meskipun tempat itu adalah tempat dimana pertarungan akan menjadi sangat berbahaya, efektifitas seorang penyihir juga akan menjadi maksimal disana.
Si gendut Gill sudah mengambil pelajaran; ia sekarang sudah takut pada Fei. Ia tak berani menolak, dan hanya memandangi ayahnya Bazzer, berharap ia bisa melakukan sesuatu.
Sang kepala menteri akan mengatakan sesuatu, tapi suara arogan lain terdengar –
“Hey! Berani-beraninya kalian berdua melayangkan tangan kotor kalian pada tuan muda Gill!” mengikuti suara itu, sebuah sosok kuat bergegas melewati kerumunan prajurit.
Pria arogan itu menendang dua prajurit yang sedang membawa Gill pergi dengan agresif, kemudian mengangkat Gill dengan berhati-hati dan menjilatnya seolah ia adalah anjing loyal mereka.
Ia berbalik dan mulai berteriak pada prajurit yang terluka ringan disekitarnya, “Kenapa kalian semua berdiri disana?! Apa kalian semua buta? Pergi cari tandu yang bagus agar tuan muda Gill bisa beristirahat….. sialan, luka ini benar-benar parah…. Siapa bajingan yang melakukan ini? keluar!”
Setelah mendengar pertanyaan ini, Fei memutuskan untuk mengolok-olok pria ini. ia berjalan maju dan mengaku, “Aku melakukannya.”
Suasana di dinding pertahanan menjadi sunyi seketika. Sunyi yang mematikan – tak ada satupun yang mengatakan sepatah kata.
Pria ini merasakan kalau ada sesuatu yang salah. Di tangannya, Gill sedang gemetar tak terkendali. Ini bukan karena Gill senang karena melihatnya, tapi karena Gill takut setengah mati. Si gendut ini gemetar saat menolehkan kepalanay untuk melihat kearah Fei’ ia sangat takut pada tamparan mematikan miliknya. Ia sudah merasakannya dua kali, dan ia ak ingin merasakannya untuk ketiga kalinya.
Fei bahkan tak melihat kearah Gill; ia mengamati pria arogan ini. ia setinggi 6 kaki dan punya rambut pirang yang morat-marit, membuatnya punya tampang yang kejam. Sebuah bekas luka yang panjang dan tampak mengerikan tertanam mulai dari dahinya ke dagu dan sebuah penutup mata menutupi mata kanannya; ia tampak seperti ‘Cyclop’. Ia tampak sangat pria di dalam zirah bersinarnya, tapi ekspresi di wajahnya tampak jelek.
Brook berbisik pada tengia Fei, “Ia adalah Hakim Militer, Conca.”
Fei mengangguk. Saat itu –
“Oh, ternyata raja Alexander. Ha, apa yang harus aku lalukan? Kenapa kau membuat onar di dinding pertahanan? Kau seharusnya tetap berada di istana. Cepat biarkan Gill pergi, ini bukan lelucon!”
Setelah melihat Fei melangkah maju, Conca sama sekali tidak gugup. Ia berjalan kearah Fei dan dengan enggan memberi hormat sembari berkata. Ia sama sekali tak peduli pada raja ini.
Hakim militer ini sudah membuat alasan untuk tidak bertarung di hari pertama dan bersembunyi setelahnya. Ia tak tau apa yang terjadi kemarin, dan tak melihat adegan dimana Fei menampar Gill dengan penuh semangat sebelumnya. Ia berpikir kalau Fei masih raja idiot yang punya kecerdasar seorang berumur tiga tahun.
“Goblok!” Bazzer mengutuk di kepalanya, ia tau kalau hal ini akan menjadi lebih bruuk. Ia membungkukkan punggungnya sedikit dan mulai berdehem dengan sengaja.
Tapi, hakim militer itu berpikir ia punya maksud lain. Seperti seekor anjing yang mendapatkan persetujuan dari tuannya,s etelah mendengar dehem dari Bazzer, Conca menjadi lebih arogan. Ia menghadang Fei dan mulai memerintahkan prajurit disekitar, “Kalian sekumpulan serangga kotor! Kalian semua harusnya mati di medan tempur! Pergi sekarang dan cari tandu! Ingat, bawa semua dokter di Chambord ke kediaman tuan Bazzer dan sembuhkan tuan muda Gill!”
“Semua dokter sedang merawat para prajurit yang sedang terluka sekarang. Mereka tak punya waktu…” seseorang menjawab.
“Nyawa kotor rendahan seperti mereka, biarkan  mereka semua mati! Mereka tak bisa dibandingkan dengan tuan muda Gill. Cepat, cepat cepat! lakukan apap ayang aku katakan!” Conca tak peduli sama sekali.
Tapi….
Tak ada satupun yang mendengarkannya kali ini.
“Sialan!” Bazzer berpikir lagi, ia tak tau bagaimana cara membungkus situasinya sekarang.
Setelah melihat tak ada satupun yang mengindahkan perintahnya, Conca merasa kalai prestis-nya sedang ditantang. Ia sangat marah, “Kalian budak rendahan! Serangga kotor bodoh! Kenapa kalian semua masih berdiri disana? Apa kalian tak takut pada hukum militer?”
“Apa kau sendiri tak takut pada hukum militer?” seseorang bertanya padanya dari belakang.
“Aku? Hahahahahah, hukum militer? Aku membuat hukum militer! Di Chambord, apapun yang aku katakan adalah hukum militer!” Conca yang sangat marah menjawab tanpa sadar.
Akan tetapi, ia merasa kalaua da sesuatu yang salah setelah ia mengatkananya. Ia berbalik dan menyadari kalau orang yang menanyakan pertanyaan itu adalah raja Alexander yang ‘idiot’. Ia hanya khawatir untuk sementara waktu, kemudian ia merasa lega.
“Apa yang idiot tahu? Aku bisa mengatakan apapun yang aku mau, sama seperti sebelumnya. Hahaha, apa yang bisa ia lakukan?” pikir Conca.
Tapi –
“Dasar pria bodoh dan ceroboh!” sebuah seringai mengejek muncul dari Fei.
Bahkan dalam mimpi tergila Conca ia tak pernah membayangkan kalau raja ‘idiot’-nya akan menendangnya dari punggung. Sebuah kekuatan tak tertahankan muncul dair belakang punggungnya dan ia terbang kedepan tak terkendali.
“Ba…. Bagaimana?!”
Conca terhempas ke dinding pertahanan. Darah muncrat dari mulutnya seperti air mancur. Dia terkerjut; bagaimana bisa raja yang idiot bisa menendangnya, seorang yang berada di puncak satu bintang, dan pendekar yang hampir dua bintang melayang seperti karung pasir?
“Apa aku melewatkan sesuatu?”
Conca meliaht kearah kepala menteri Bazzer saat ia memuntahkan darah, tapi ia terkejut kalau bekas orang yang ‘berakting’ sebagai penguasa Chambord berdiri disamping dengan tenang, tak berani mengatakan apapun.
Conca punya sejarah menjadi tentara bayaran. Ia mungkin tampak kuat dan ceroboh, tapi ia adalah karakter yang intar dan licik. Ia pindah ke kerajaan Chambord dua tahun lalu; karena kekuatannya sebagai pendekar bintang satu, Bazzer menghargainya dan mencoba tanpa henti untuk memberinya posisi hakim militer untuk membuatnya menjadi anak buahnya. Conca tak mengamati semua hal dengan hati-hati jadi ia melewatkan banyak petunjuk penting sebelumnya. Setelah ia ditendang, ia akhirnya baru menyadari kalau ada sesuatu yang salah; raja Alexander yang idiot itu….. sudah berubah!
Conca mulai berpikir cepat. ia tau kalau ia sedang berada dalam masalah besar. Ia melihat kalau raja idiot Alexander ini sudah kembali memegang kendali kekuasaan lagi.
Setelah ia memikirkannya, seketika ia memahami situasinya. Ia bahkan tak punya waktu untuk mempedulikan lukanya. Ia berbail dan berlutut dihadapan Fei dan memulai aktingnya. Ia menampar dirinya sendiri dan memohon ampunan, “Tolong maafkan aku, yang mulia! Aku… aku sedang mabuk…. Aku tak tahu apa yang aku lakukan ….. tolong maafkan aku!”
Tampilan seorang setinggi 6 kaki berlutut di tanah dan memohon ampunnan membuat semua orang jijik.
“tolong maafkan aku, yang mulia! Aku minta maaf, aku sedang mabuk, tolong maafkan aku!” Conca tak peduli dengan hinaan para prajurit. Ia terus menampar dirinya sendiri dan memohon ampunan.
“Kau menyesal?” ejek Fei, “Kau benar! Kau harus menyesal! Kau pantas mati!”
Fei berjalan ke dua prajurit yang ditendang oleh Conca. Ia mengangkat mereka dan membersihkan kotoran dan debu dari mereka. Ia kemudian membawa dua prajurit yang tak tahu apa-apa itu kehadapan Conca, yang sedang berlutut dan memohon.
“Hakim militer Conca, buka matamu! Apa mereka adalah serangga kotor yang kau bicarakan? Buka matamu bangsat dan lihat dengan baik! Siapa diantara mereka yang tidak terluka? Siapa diantara mereka yang tak berdarah saat bertarung? Saat mereka mempertahankan kerajaan untuk empat hari berturut-turut tanpa tidur, kemana saja kau? Hakim militer yang seharusnya berada di garis depan, tapi apa yang kau lakukan?”
Teriakan yang seperti halilintar itu membuat Conca takut, ia berlutut lebih kuat. Akan tetapi, para prajurit yang berad di dinding pertahanan semuanya terpancing dengan apa yang dikatakan Fei.
Beberapa prajurit bahkan gemetar karena semangat mereka; air mata memenuhi mata mereka. Apa yang dikatakan sang raja membicarakan hati mereka.

“Serangga kotor? Bukan! Di mataku, mereka adalah orang-orang terbersih di Chambord. Bekas darah dan kotoran? Terus kenapa, itu adalah kebanggaan sejati seorang pria! Semua hal itu tak akan pernah menutupi jiwa murni para prajuritku…  tapi kau…. Kau benar-benar kebalikannya. Meskipun kau berpakaian dalam zirah yang tampak berkilau dan terang, mereka tak akan pernah menutupi jiwa kotor dan menjijikkanmu! Kalau kau memanggil mereka serangga kotor, lalu kau menyebut dirimu apa bangsat?!
Share:

Hail the king chapter 26

Chapter 26: Apa yang Dikatakan Raja ‘Berlaku’

“Bajingan itu! setelah tau kalau aku menjadi normal, ia masih berani tak mematuhi perintahku?! Tampaknya ia tak berpikir kalau aku adalah seorang raja. Ini adalah waktu untuk menunjukkan padanya siapa bos disini….” Pikir Fei.
“Sakit? Humph.” Fei mendengus, “Pierce, bawa 20 prajurit. Aku tak ingin alasan apapun, bawa Gill kesini. Meskipun kau perlu mengikatnya, bawa pantatnya ke dinding pertahahanan ini. kalau ada yang berani melawan, aku memberimu izin untuk membunuh mereka ditempat!’ suara Fei benar-benar dingin. Semua orang merasakan kemarahan sang raja dan keinginan membunuh di matanya.
“Sesuai perintahmu, yang mulia!”
Pierce sangat bersemangat. Raja yang tegas dan terhormat seperti ini adalah apa yang ia dan teman sesama prajuritnya ingin dukung dan bersumpah setia. Setelah menerima perintah, ia bergegas turun dari dinding pertahanan dengan prajurit.
“Brook, kirim seseorang untuk memanggil Hakim Militer Conca dan Sipir Oleg untuk membantu pertahanna. Kalau mereka berani menolak, bunuh mereka ditempat!”
Fei kan perintah ‘berdarah dingin’ pada kedua orang ini. dia ingin memberi pelajaran pada mereka semua.
Menyembuhkan prajurit yang terluka kemarin malam adalah untuk menunjukkan kebaikannya, sementara menangkap bangsawan yang ingin kabur dari pertempuran untuk menunjukkan dirinya terbuat dari apa. Ini adalah ide yang ia pikirkan kemarin alam. Kalau Fei tak bisa melakukan apapun pada musuhnya, ia bisa setidaknya melakukan sesuatu pada rakyat Chambord yang korup.
Seperti yang Fei duga, setelah mengirimkan dua perintah ini, suasana di dinding pertahanan menjadi sangat serius. Fei bisa merasakan naiknya moral para prajurit.
Saat ini, Angela tersenyum saat ia berjalan keluar dari menara kawal.
Emma mengikutinya dengan mengantuk. Ia menguap dan mengusap matanya. Setelah melihat Fei, ia mengedipkan matanya diam-diam dan mengayunkan tinjunya. Fei bisa mengerti apa yang ia maksut, “Kau tahu apa yang harus kau lakukan!”
Fei tersenyum kembali.
Setelah percakapan mereka satu jam lalu, sikap bermusuhan Emma sudah menghilang.
“Angela, kau bangun tepat waktu. Aku punya hal penting yang membutuhkan bantuanmu.” Fei berbicara sembari membenahi rambut acak-acakan milik tunangannya.
“Apa yang kau butuhkan?”
Setelah mendengar permintaan Alexander agar ia membantu, gadis cantik ini menjadi bersemangat. Ia takut kalau ia sama sekali tak bisa membantu Alexander’ sekarang saat ia membutuhkan bantuannya, ia lebih dari ingin untuk melakukannya. Ia melampaui rasa malunya dari sentuhan Fei dan menaikkan kepalanya dan bertanya dengan warna kemerahan yang muncul di wajahnya.
“Bisakah kau dan Emma pergi dan meminta paman Lampard datang kesini? Pertarungannya akan segera dimulai dan kita membutuhkannya untuk memimpin disini.” Fei berbicara dengan serius.
“Aku akan pergi sekarang juga!’ setelah mendengar permintaan penting ini, Angela menyeret Emma yang mengantuk dan segera pergi.
“Satu hal lagi, Angela. Setelah kau memberitahu paman Lampard, jangan datang ke dinding pertahanan. Masih ada beberapa prajurit yang terluka di istana yang membutuhkan bantuan, rawat mereka untukku bersama dengan Emma. Terima kasih!” kata Fei.
Ini langsung mengejutkan Angela. Akan tetapi, Angela adalah gadis pintar dan ia tau apa maksud Fei seketika itu juga – pertarungan akan segera dimulai, jadi dinding pertahanan akan menjadi sangat berbahaya. Kalau ia tetap berada disini, ia hanya akan menjadi beban.. Alexander mengiirmnya pergi dengan suatu alasan; merawat prajurit yang terluka hanyalah alasan yang buruk. Akan tetapi, ia tidak menyangkal/membantah.
Meskipun ia ingin tetap tinggal di dinding dan membantu Alexander, ia tau ia tak akan membantu sama sekali dengan tetap berada disini. Jadi, ia mengangguk dan setuju dengan saran Fei. Emma juga tau jelas niat Fei.
Ia berlari bersama Angela seraya memberikan jempol pada Fei.
….
Setelah dua puluh menit.
Lawan di sisi lain sungai sudah berkumpul bersama. Banyak formasi persegi infanteri keluar dari markas musuh dan mendekati dinding pertahanan cahmbord. Senjata mereka menunjuk ke langit membentuk ‘hutan’, dan mereka bersinar dibawah cahaya matahari. Musuh ini benar-benar prajurit yang dilatih dengan baik. Melihat dari jauh, orang-orang yang berada di dinding pertahanan langsung merasakan tekanan dari perang seketika.
Saat Fei mengamati musuh yang berada diluar dinding, banyak keributan datang dari arah punggungnya.
“Jangan sentuh aku dengan tangan rendahanmu…. Enyah! Bangsat! Aku akan membunuh orang bodoh seperti kalian semua nanti!” suara arogan yang familiar terdengar.
Fei berbalik dan melihat Gill yang terikat dibawa ke dinding pertahanan oleh Pierce. Si gendut ini tak tahu kalau keberuntungannya sudah berakhir, berteriak dan menjerit tak terkendali saat tiba.
Pupil Fei mengekurt saat melihat ke belakang si gendut dan melihat pria yang berdiri dibelakang Gill.
Ia adalah pria tua yang mengenakan jubah sutra merah. Ia kurus, tinggi sekitar 5 kaki 8 inchi, dan memiliki hidung melengkung. Wajahnya tampak muram dan kedua matanya tanpa disadari memicing. Ia tampak sedikit berpunggung bungkuk, tapi ia berjalan dengan tenang dan stabli. Rambut putihnya diikat bersama dengan cincin rambut emas yang dihiasi permata.
“Pria tua ini tampak kuat, bukankah begitu…” saat Fei sedang berpikir, Pierce datang dan tertawa, “Yang mulia, kita sudah membawa Gill kesini seperti yang anda perintahkan. Tapi kami harus mengikatnya, haha.” Ia menunjuk pada pria tua dengan baju hitam, “Tapi, Kepala menteri Bazzer juga berada disini.”
Pria tua ini adalah orang yang mengendalikan Chambord atas nama Alexander.
Fei melihat dengan cermat orang tua ini. untuk beberapa alasan, pria tua yang tampak biasa saja ini memberi Fei kesan ular yang berbahaya, ganas dan berbisa.
“Yang mulia, aku ingin penjelasan!” saat Fei sedang mengamati pria tua ini, si pria tua ini berjalan kedepan dan bertanya pada Fei dengan agresif, “Yang mulia, aku ingin tau apa hukum yang dilanggar oleh anakku Gill yang membuatmu memaksa untuk mengikatnya dan membawanya ke dindin gpertahanan. Tolong berikan penjelasan yang layak!”
Seolah menyelaraskan pertanyaan agresif dari ayahnya, Gill yang sedang terikat berteriak pada Fei dengan penuh amarah, “Alexander, kau idiot bodoh! Beritahu para bajingan kelas rendahan ini untuk melepaskanku….”
Fei mengejek. “Kalian ingin bertindak arogan dihadapanku?” pikirnya.
Ia bahkan tak melihat kearah Bazzer. Ia berjalan ke Gill dengan perlahan dan mulai dengan brutal menampar Gill tanpa megnatakan apapun.
“Plak, plak, plak, plak -!”
Setelah sekitar dua puluh kali tamparan keras, wajah Gill membengkak seperti balong yang membesar. Fei sama sekali tak ringan kepadanya; ia menggunakan seluruh kekuatan barbarian yang sudah membuat Gill pingsan. Darah menetes dari sisi mulutnya.
Setelah ia selesai melakukan ini, ia perlahan berjalan ke Bazzer, dengan semua orang yang masih terkejut dengan tindakannya. Dia membersihkan tangannya dan tertawa merendahkan, “Aku adalah raja! Apa raja perlu menjelaskan dirinya saat ia ingin melakukan sesuatu?”
Berkuasa!
Sepenuhnya berkuasa!
Aku akan melakukan apap yang aku inginkan, dan tak akan menjelaskan sedikit tai-pun kepadamu!
Itu adalah sikapnya!
Bazzer yang sudah muram hampir meledak. Ia sama sekali tak menduga hal ini.
Ia tau kalau tindakan Alexander yang seperti dewa di pertarungan kemarin dan hubungan  misterius antara Alexander dan Dewa Perang, jadi ia awalnya bersiap sedikit. Penampakannya di dinding pertahanan juga sudah diperhitungkan. “Kecerdasanmu kembali normal? terus kenapa?” Bazzer tak berpikir kalau anak yang bahkan belum berumur delapan belas tahun bisa berurusan dengannya.
Kalau ia tak bisa menghajar Alexander dengan fisik, maka ia bisa menggunakan otaknya dan strategi,
Ia merencanakan untuk ‘bermusyawarah’ dengan raja muda. Memainkan trik dan membentuk konspirasi adalah keahliannya. Ia 100% yakin bisa ‘meyakinkan’ Alexander. Dengan menipu Alexander, Chambord akan tetap menjadi halaman belakangnya.
Akan tetapi –
Bazzer tak menyangka kalau semua rencananya akan turun ke toilet dan Alexander yang baru akan berkuasa seperti ini – tidak bahkan dalam mimpi tergilanya!
Ia tiba-tiba menyesali keputusannya.
Dari rumor yang beredar disekitar Chambord, Alexander hanya menjadi ‘normal’ setelah terkena sebuah panah di dinding pertahanan dan kepalanya adalah yang terkena. Apa yang terjadi maka terjadihlah. Ia adalah orang yang membawa Alexander ke dinding pertahanan. Ia berencana untuk membunuh raja idiot ini dengan tangan musuh, tapi ia sendiri membuat rintangan baru dan lebih sulit. Akan tetapi, perasaan menyesal ini hanya muncul di kepalanya untuk sepersekian detik. Ia dengan cepat menyesuaikan diri.
Meskipun ia sangat marah melihat wajah bengkak milik anaknya, ia hanya bisa menelannya. Rencana yang sudah akan ia luncurkan sudah berada di kail dan tak bisa diotak-atik. Alasan utamanya adalah pendekar nomer satu dari Chambord, Lampard sedang berjalan menaiki tangga.
“Yang mulia, maafkan aku karena kekasaran sebelumnya!”
Bazzer dengan cepat menyesuaikan diri. Ia memberi hormat pada Fei dengan sungguh-sungguh, “Aku hanya terlalu khawatir soal anakku, aku terlalu cemas, mohon maafkan aku…. Tapi Gill sekarang… En, ia sekarang pingsan, aku takut ia tak akan bisa berpartisipasi dalam pertarungan saat ini. bisakah aku membawanya kembali untuk memberinya istirahat?”
“Istirahat? Istirahat untuk apa? Chambord berada di bawah ancaman besar. Setiap pria, kalau tidak mati, harus membantu bertahan. Luka kecil seperti ini bukan apa-apa!’ Fei tak memberi Bazzer sedikitpun kesempatan.

Ia mengatakan sesuatu pada seorang prajurit, dan prajurit itu membawa seember air dingin dan menyiramkannya pada Gill tanpa ampun. Seolah si gendut itu tertusuk delapan belas pisau, ia kembali sadar dan mulai berontak dan berteriak lagi.
Share:

Blogroll

BTemplates.com

Search This Blog

Powered by Blogger.

Pages