Light novel indo Novel indo Isekai novel indo

Hail the king Chapter 53

Chapter 53: Jawaban Musuh
“Haha, baguslah! Ayah sudah menunggumu!”
Fei sudah menunggu kedatangan Landes. Di kegelapan, seorang pembunuh berbahaya, tapi setelah pembunuh menunjukkan dirinya, semua bahaya tersembunyinya akan hiang. Itulah kenapa Fei lega, dan tidak tekejut. Dia tertawa sembari menggunakan [Lompatan]-nya yang sudah lama disiapkan. Dia menghentakkan kakinya dan terbang keatas. Dia memegang kapaknya dengan erat dan memusatkan seluruh kekuatannya pada satu serangan ini.
“Krak –”
Serangan itu mengeluarkan suara yang hampir tidak terdengar, seolah seseorang sedang mem merobek sepotong kertas tipis.
Dibandingkan dengan serangan pendekar bintang tiga Landes [Serangan Ledakan Matahari], yang begitu wah dengan energi yang hampir menyelimuti langit, serangan Fei begitu biasa dan tampak seperti seorang penebang kayu yang sedang menebang
Tapi yang mengejutkan semua orang, energi tebasan Landes sepanjang 4 hingga 5 meter yang seolah bisa menghancurkan langit terbelah menjadi dua oleh kapak Fei. Dua gelombang energi itu terbang melewati Fei dan menghilang setelah ledakan kecil
Dan disaat yang sama, dengan cepat-
“Tink, tink tink, tink, tink!”
Kilauan yang banyak jumlahnya muncul di tengah udara. Mereka berdua bertarung di udara dengan kecepatan yang tak bisa diikuti oleh mata manusia. Suara besi beradu dan percikan hasil keduanya tiba-tiba menjadi pusat dari pertarungan. Sesaat setelahya, mereka berdua mengaum dan mundur.
“Tak, tak, tak!”
Mereka berdua terdorong mundur beberapa langkah dan bernafas berat saat mereka mendarat.
Dalam pertukaran serangan tadi, mereka berdua sudah menggunakan kemampuan terkuat mereka. Landes mengandalkan teknik pedangnya yang mengelabui. Seperti bayangan, dia menusuk Fei 28 kali dalam satu tarikan nafas. Karena kapaknya sangat berat, Fei hanya mampu menyerang enam kali; dia sebaik mungkin menangkis serangan yang datang menggunakan kapak besarnya diwaktu lain….
Mereka berdua tidak meninggalkan luka ke tubuh lawannya seperti yang mereka inginkan. Meskipun Landes tetap bersikap tenang, dalam hati dia terkejut.
Dia mulai bergegas ke Fei dan orang-orang kuatnya setelah mendapatkan perintah dari ksatria bertopeng perak, tapi karena banyak prajurit yang mundur dan kecepatan menyerang Fei dan pengikutnya, dia tidak bisa sampai tepat waktu hingga formasi Menara Tameng-Tombak Naga yang sudah hancur. Formasi pasukan pembawa pedang dan tombak sudah dihancurkan dan tangga pengepung serta trebuchet yang ada sudah hampir hilang semua.
Saat dia tiba di tengah medan pertarungan, dia langsung melihat musuh yang tidak terhentikan yang bersimbah darah dan memimpin pembantaian. Itu adalah ‘si buas’ yang melukainya di dinding pertahanan Chambord kemarin. Sifat liar dan penuh darah ‘si buas’ sudah meninggalkan luka di benaknya, dan dia masih agak takut pada ‘si buas’ itu bahkan setelah sehari sudah berlalu. Dia ragu dan tidak langusn gmenyerang setelah tiba.
Landes meninggalkan kebanggaannya sebagai pendekar bintang tiga dan bersembunyi di lautan prajurit yang kacau dan mencoba melancarkan serangan tiba-tiba.
Dia mencoba menghabisi mimpi buruknya menggunakan [Serangan Ledakan Matahari] miliknya, tapi siapa yang menyangka ‘si buas’ itu sudah siap dan tidak panik melihat serangan tiba-tibanya. Si buas itu lompat dan menebas serangannya diudara menjadi dua menggunakan kekuatan fisiknya dan menghancurkan teknik [Serangan Ledakan Matahari] kebanggaannya.
“Kekuatan fisik seperti apa yang dia miliki?”
Dari pertarungan di tengah udara, Landes merasakan kekuatan ganas musuhnya. Dibandingkan pertarungan mereka sebelumnya, kekuatan si buas itu sudah meningkat hingga hampir dua kali lipat. Setiap serangannya yang mengenai kapak “segede pintu”-nya membuat tangnanya kebas karena daya dari benturannya. Seolah dia mencoba menusuk ratusan besi berlapis.
Setelah Landes mendarat, dia tidak berani meremehkan Fei. Dia mengumpulkan semua energinya dan menjaga kekuatan terbaiknya. Energi merah api menyelimuti dirinya sepenuhnya, yang akhirnya menghilangkan kebas di tangannya. Dia sudah bersiap untuk bertarung.
Disisi lain.
Setelah pertarungan singkat itu, Fei juga mendapatkan banyak informasi.
Kekuatan fisik Barbarian level 12 sudah cukup untuk mengatasi pendekar bintang tiga dan energi mereka, tapi kelas Barbarian kekurangan teknik yang pas. Fei merasakan meskipun Barbarian adalah ahli dalam pertarungan jarak dekat dan bisa menggunakan hampir semua senjata, Barbarian masih belum memiliki teknik yang pas. Kecuali skill spesial luar biasa milik mereka seperti Seruan Perang, keterampilan bertarung dan teknik Barbarian benar-benar kurang dibandingkan dengan pendekar di Benua Azeroth.
“Sepertinya aku perlu banyak waktu untuk mempelajari keterampilan bertarung dan teknik yang ada.”
Meskipun Fei sedang berpikir, pergerakannya sama sekali tidak melambat. Dia menghantam zirahnya menggunakan kapaknya. “Ting!” itu terdengar seolah menghantam hati musuh mereka. Kemudian dia berteriak ke langit, “Berkahi aku, Dewa Perang”, dan kapaknya berubah menjadi angin puyuh dan menyerang Landes.
“Tink! Tink! Tink! Tink! Tink! Tink!”
Suara besi berbenturan.
Serangan Landes jauh lebih cepat dari Fei, tapi tenaganya tidak sekuat Fei. Kapanpun Fei menyerang, pedang Landes akan berubah menjadi bayangan dan menusuk tempat yang sama dengan kapak Fei berkali-kali untuk menghalangi kekuatan mengerikan dari kapaknya.
Ini adalah pertarungan dari dua kekuatan yang berbeda.
Satu liar dan kuat, penuh kehancuran.
Satu kompleks dan padat, dan bisa menyerang sepuluh kali dalam satu detik.
Landes menggunakan energi pendekar bintang tiganya sepenuhnya. Energinya yang bubar melayang dari pertarungan seperti meteorit. Energinya menghantam jembatan, membuat seripisan kecil batu dari jembatan terbang kemana-mana.
Sementara itu, semakin banyak debu dan pecahan batu beterbangan ke udara; bahkan darah dan bagian tubuh yang ada dijembatan ikut beterbangan. Mereka berputar dan berputar di udara dan perlahan membentuk angin topan merah. Dilihat dari kejauhan, topan itu terlihat seperti seperti tornado merah darah yang sedang terbentuk.
Tornado itu semakin besar dan benar-benar menyelimuti Landes dan Fei. Hanya suara dari logam yang berbenturan dan teriakan kencang terdengar dari dalam tornado, dan orang-orang diluar tidak bisa melihat apa yang terjadi di dalam.
Pertarungan itu benar-benar agresif.
Tornado merah darah itu sudah memisahkan jembatan menjadi dua. Baik pria-pria kuat seperti Pierce dan Drogba di sisiutara dan musuh di sisi selatan jembatan tiba bisa ikut campur dalam pertarungan itu. Mereka harus menjauh dan mengatami. Mereka harus menunggu hasil dari pertarungan itu; mereka meraskaan janutng mereka berdegup kencang dan tegang.
Karena “waktu istirahat” ini, musuh yang kacau perlahan menjadi tenang. Beberapa perwira musuh berteriak dan memberi perintah, mencoba menata kembali formasi mereka. Setelah Tim Pengawas memotong lebhi dari dua puluh kepala deserter dan menempatkannya di ujung tombak mereka, kekacauan akhirnya berhenti.
Melihat ini menenangkan Landes, yang bertarung dengan keras melawan Fei. Dia berteriak pada beberapa perwira musuh, “Aku akan menahannya! Kalian pergi dan bunuh sisanya!”
Efek dari pertarungan Fei dan Landes begitu kuat; seluruh jembatan tidak bisa dilewati dan prajurit biasa tidak bisa menyeberang. Mereka akan tercincang menjadi kepingan bersama dengan senjata dan zirah mereka karena energi yang luarbiasa. Tapi, tidak sulit untuk perwira yang memiliki energi. Setelah mendengarkan teriakan Landes, sepasang perwira musuh yang ingin mendapatkan kehormatan militer melompat dan bergerak ke pria-pria kuat untuk membunuh mereka, sembari menghindari pertarungan antara Fei dan Landes.
“Enyah!”
Fei berteriak saat ia melihat apa yang ingin dilakukan oleh perwira musuh.
Kekuatan mengerikan menyerang musuh seperti suara ombak dan mengguncang jiwa mereka.
Itu adalah [Teriakan] dari Barbarian.
[Teriakan] yang sudah mencapai level lima jauh lebih kuat dibandingkan [Teriakan] yang digunakan Fei pada Landes kemarin. Teriakan itu bukan hanya membuat Landes takut dan memperlambat serangannya, tapi itu juga membuat takut empat perwira musuh yang melompat. Energi mereka membeku sesaat dalam tubuh mereka; dan mereka semua jatuh dari udara dan masuk ke dalam tornado merah darah yang pada akhirnya dicincang menjadi daging giling oleh kapak Fei.
“Hiss!!”
Serangkaian lenguhan mengisi jembatan. Mengambil nyawa empat perwira musuh yang semuanya adalah pendekar bintang satu dengan hanya berteriak adalah perbuatan yang hampir membuat prajurit di kedua sisi menggigit lidah mereka. Formasi musuh yang baru terbentuk kembali kacau sekali lagi banyak musuh merasakan kaki mereka gemetar tak terkendali.
“Jangan takut! Terus maju, tuan sudah memberi perintah: siapapun yang membunuh musuh di jembatan akan diberi upah 1,000 koin emas…”
Saat Landes menekan Fei dengan tiga puluh serangan terus menerus, dia memberi semangat para perwira. Keberanian akan muncul dengan upah yang besar. Kualitas musuh ditunjukkan dengan upahya; puluhan perwira yang memiliki energi melompat dan terbang kea rah para pria kuat.
“Mati-!!”
Fei berteriak lagi, [Teriakan] kemblai muncul dan kekuatan pikiran yang menghancurkan meledak.
“Wooooosh, wooosh…”
Lima atau enam perwira musuh terjatuh lagi dan dicincang saat mereka masih berteriak. Akan tetapi, Landes bereaksi cepat kali ini dan mengarahkan [Serangan Ledakan Matahari] miliknya ke wajah Fei. Energi merah berapi mengisi langit dan menekan kekuatan Fei. Akhirnya, sekitar delapan dari sembilan musuh mampu melompati tornado merah darah itu dan tersenyum jahat saat mereka bergegas ke para pria kuat.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blogroll

BTemplates.com

Search This Blog

Powered by Blogger.

Pages