Semakin banyak pertarungan jarak dekat yang muncul, dan darah serta anggota tubuh mulai melayang kemana-mana.
Pria perkasa dalam zirah menyerang lautan musuh yang kacau dan senjata besar mereka menari di tangan masing-masing. Musuh terpental dari jembatan seperti layang-layang; mereka jatuh ke dalam sungai seperti kue bola dan dibersihkan dengan cepat oleh arus derasnya…..
Fei tak melambatkan langkahnya juga. Kapaknya kembali menjadi sabit milik Grim Reaper; menyabet semua yang disentuhnya, seperti sebuah sapu yang menyapu bersih debu. Dengan setiap serangan, lebih sedikit orang yang tersisa di jembatan.
Fei memang menambahkan kecepatan menyerangnya kali ini. untuk meningkatkannya, ia tak memperhatikan para pria kuat dibelakangnnya. Ia hanya membunuh musuh yang berada di pandangannya setelah ia menembus formasi musuh. Musuh yang terselip dari kapak Fei ditinggalkan untuk diatasi oleh para pria perkasa dibelakangnnya.
Seperti ini, kecepatan mereka mendorong musuh akan semakin cepat. akan tetapi, para pria kuat dibelakangnya menghadapi lebih banyak tekanan. Musuh mereka semua adalah prajurit yang terlatih dengan baik. Kebanyakan dari mereka adalah veteran dan beberapa bahkan memiliki sedikit energi. Dalam pertarungan, serangan mereka agak mengancam untuk para pria kuat itu. meskipun zirah merekea melindungi para pria kuat itu dari ujung pedang, getaran yang datang dari setiap serangan membuat bagian tubuh mereka mati rasa. Dengan cepat, beberapa pria perkasa mulai terluka ringan, tapi mereka tahu kalau tak mungkin ada jalan lain selain membunuh lebih banyak musuh, mereka tak ingin menjadi beban untuk raja mereka. Tak peduli seberapa parah luka mereka, mereka menggigit gigi mereka untuk menahan rasa sakit dan mengikuti raja mereka dari dekat.
“Boom!”
Fei juga mengerti ini. ia memutar kapaknya dan membentuk badai pedang lagi. Ia berbalik dan mendeaki musuh yang berubah menjadi ‘debu darah’ dan mengisi medan pertempuran dengan suara senjata serta tulang yang retak, mkemudian dengan cepat berganti mode lagi.
Mode barbarian menghilang.
Mode Paladin dimulai.
Tiba-tiba, energi suci dan lembut muncul dari tubuh Fei dan menyelimuti para ‘pria besi’ dibelakangnya. Fei menghentakkan kakinya, dan cahaya emas keluar dari tubuhnya. Semua pria perkasa dibelakangnya merasa luka di tubuh mereka sembuh dengan cepat saat lingkaran itu menyelimuti mereka. Kekuatan mereka yang mulai goyah terisi dengan sangat cepat, dan bahkan kepercayaan diri mereka pun bertambah.
Ini adalah Aura Paladin [Prayer].
“Puji sang Raja!”
Pierce berteriak saat ia merasakannya. Ia merasa darahnya terbakar dan benar-benar ingin membunuh lebih banyak musuh. Palu perangnnya seperti perpanjangan tangan dari Dewa Perang. Setelah menyerang secara horizontal, suara dari logam yang patah terdengar sekeras suara air dingin dimasukkan kedalam panci penuh dengan minyak mendidih. Empat hingga lima musuh berteriak saat mereka terpental jauh karena serangan palu dan terjun ke dalam sungai dari jembatan tempat mereka berdiri…..
“Puji Raja Alexander!”
Drogba mengikuti. Ia memegang pedang yang disabetkan kepadanya oleh musuh menggunakan tangan kirinya, dan memotong musuhnya menggunakan kapak di tangan kanannya. “wiss”, kepala pemilik pedang tersebut melayang ke langit.
“Puji sang raja!!!”
Sisa dari para pria perkasa meraung bersamaan. Kerusakan yang mereka buat bertambah besar, seolah mereka sudah berubah menjadi harimau liar. Bahkan Sipir Oleg yang gugup di paling belakang tampak terpengaruh oleh suasananya. Ia akhirnya bisa menggunakan kekuatan pendekar berbintang satunya dengan baik dan memotong tiga musuh dihadapannya.
“Sialan, orang itu adalah seorang ksatria suci!”
“Wow, lingkaran bertarung, itu adalah lingkaran bertarung…. Ya ampun! Itu adalah lingkaran bertarung [Ode of Life]…..”
“Wow,”
“Mundur! Kabur! …. Minta panglima mengirimkan pendekar berbintang untuk membunuh ksatria suci ini….. sialan, mereka memiliki ksatria suci tingkat tinggi yang memiliki lingkaran bertarung [Ode of Life] (Pujian Kehidupan), kita memiliki banyak jumlah bukanlah keuntungan…..”
Setelah lingkaran emas muncul dibawah kaki Fei, teriakan dan lenguhan terdengar dari musuh.
……
Sebagai prajurit profesional, musuh tahu jelas seperti apa rasanya memiliki seorang ksatria suci tingkat tinggi di dalam pertarungan – ksatria suci adalah mesin penyembuh super. Selama ksatria suci bisa menggunakan lingkaran bertarung [Ode of Life]. Lawan mereka tak akan kehilangan kekuatan dan stamina. Apa lagi di dalam jembatan kecil seperti ini, dengan sekumpulan hewan buas dan ksatria suci kelas tinggi, mereka hanya dapat melihat satu hasil akhir – pembantaian satu sisi.
Setelah mereka memikirkan hal ini, beberapa musuh yang cukup berani berencana untuk mengambil kembali kendali dengan menggunakan keuntungan jumlah mereka mulai meragukan diri mereka lagi; keberanian merka setipis lapisan salju di musim panas. Dengan cepat leleh dan menghilang lalu berubah menjadi uap.
Akan tetapi, Fei tak memberikan musuh mereka kesempatan untuk mundur.
“Haaah –––!!!”
Fei menghentakkan kakinya lagi dan keajaiban muncul.
Sebuah lingkaran hijau muncul dari tubuhnya dan dalam radius 5 hingga 6 yard; semua pria perkasa yang dibawanya juga turut menjadi kuat. Tiba-tiba, Pierce, Drogba dan yang lainnya merasa kalau kekuatan mereka menjadi dua kali lipat. Musuh mereka lebih lemah, seperti keramik yang rapuh. Mereka akan jatuh dari jembatan atau ‘melayang’ ke angkasa saat mereka hanya menyentuh sedikit senjata para pria kuat ini.
Aura Paladin – [Might] muncul di dunia nyata untuk pertama kalinya.
“ooooooh sialan!! Itu adalah lingkaran bertarung [Double Damage] (2x daya serang)….”
“Dewa, dua lingkaran…. Pria itu memiliki dua tipe lingkaran bertarung? Serius?!”
“Mundur…. Kita bukan lawan mereka….. pemanah! Sialan, dimana para pemanah? Tembak mereka! Cepat!”
Bola mata musuh sekali lagi hampir terjatuh dari rongga mata mereka; mereka hampir menjadi gila.
Situasi di jembatan menjadi semakin kacau. Pertama aura keemasan yang muncul hanya memaksa musuh untuk menyerah dan mundur selain menggoyangkan keyakinan mereka, kemudian aura hijau kedua benar-benar menghancurkan mereka. Mereka benar-benar tak memiliki keberanian untuk melawan balik.
Di Daratan Azeroth, ksatria suci memiliki lebih banyak efek menakutkan karena adanya Gereja Suci yang berpengaruh. Banyak kelompok ksatria suci memiliki kursi penting hampir di seluruh kekuatan besar yang tertanam dalam di Daratan Azeroth. Ksatria suci bisa dimasukkan kedalam formasi dan menyapu lawan mereka dengan mudah, dan mereka juga bisa terus bertarung sendiri. Daya tahan luar biasa mereka, bersamaan dengan lingkaran bertarung pembantu yang memberikan kemampuan seperti memulihkan, menambah daya serang, dan kutukan adalah mimpi terburuk untuk pasukan manapun. Ksatria suci adalah pemain bintang dalam medan pertarungan manapun.
Karenanya, setelah Fei menggunakan aura Paladin, seluruh formasi Menara Perisai-Tombak Naga menyerah untuk bertahan dan mulai mundur secepat yang mereka mampu.
Ada banyak kesamaan antara Paladin dari dunia Diablo dan Ksatria Suci dari Daratan Azeroth. Beberapa skill Paladin dan aura tampak mirip dengan lingkaran bertarung dari Ksatria Suci. Ini membuat musuh percaya kalau Fei adalah ksatria uci dan mendapatkan lingkaran bertarung, jadi mereka tak punya keberanian untuk bertarung.
Dibawah munculnya Ksatria Suci sekaligus kematian [Dua] panglima dari formasi ini, prajurit kabur seolah mereka adalah tikus yang melihat kucing besar. tingkat kekacauan yang muncul semakin parah. Beberapa musuh bahkan didorong hingga terjatuh oleh kawannya, dan beberapa bahkan berlari ke arah yang salah hingga menjadi landak karena panah dari Chambord.
Kebanyakan musuh berbalik dan berusaha kembali ke markas mereka. Tapi karena kekacauan yang muncul, mereka berlari dan mendorong formasi yang menjaga tangga pengepungan mereka.
“Kesempatan bagus! Maju!”
Fei melihat musuh mundur secepat yang mereka bisa setelah ia menggunakan auranya – [Prayer] dan [Might]. Meskipun ia tak tahu mengapa, ia tahu kalau ini adalah kesempatan luar biasa untuk menyerang. Ia berteriak dan berlari dengan para pria kuat dan dengan epat menghancurkan formasi Menara Perisai-Tombak Naga.
Formasi yang bisa menahan serbuan kavaleri berat itu hanya bertahan kurang dari dua menit dibawah serangan gila dari Fei dan para orang kuat hingga diubah menjadi tumpukan anggota badan dan logam yang hancur.
Jembatan sempit itu berubah menjadi jalan kematian dan penuh darah.
“Pierce, Drogba, dorong tangga pengepung itu ke dalam sungai, cepat!”
Fei membuat jalan pada formasi berikutnya dengan kapaknya dan akhirnya mendekati tangga pengepung. Saat ini, mereka sudah mendorong masuk sekitar 60 yard ke jembatan. Fei menghadang musuh yang membanjiri mereka sendiri dan menyuruh Pierce dan Drogba untuk mengatur para pria kuat dan menghancurkan tangga pengepung mereka.
“Sesuai dengan keinginanmu, Yang Mulia!”
Mereka berdua menjawab, dan ditangan mereka senjata mereka seperti kincir angin dan menghantam banyak musuh melayang. Kemudian mereka meraung saat mereka menyerang tangga pengepung yang ada.
“Boom, Boom!”
Meskipun musuh yang menjaga tangga pengepung itu menyerang dengan agresif, mereka bukanlah lawan untuk para pria kuat itu. dua tangga pengepung dengan cepat didorong masuk ke dalam sungai oleh para pria kuat. Dan menyebabkan percikan air besar seolah ada makhluk raksasa yang masuk kedalam sungai.
Moral mereka tinggi; setelah mereka menghancurkan dua tangga pengepung, seperti sekumpulan serigala lapar, mereka meraung saat menyerang empat tangga pengepung yang tersisa. Saat mereka semua menghancurkan tangga pengepung ini,mereka berarti sudah menyelesaikan setengah misi mereka.
Saat itu-
“Moo-Moo-Moo!!!”
Suara jelas dan renyah terompet terdengar dari sisi selatan dari Sungai Zuli.
Banyak panglima menggunakan komunikasi pada musuh yang sedang bertarung melalui melodi dan panjang suara yang berbeda dari terompet. Akan tetapi, musuh memandang satu sama lain dan tak bisa melakukan perintah itu. beberapa perintah ditujukan pada formasi Menara Perisai-Tombak Naga, tapi formasi yang sudah dianggap sebagai formasi nomer satu dalam pasukan mereka telah disapu bersih oleh sekumpulan ‘hewan buas’ dibawah serangan mengerikan mereka.
Tak ada satupun yang menyangka kalau hanya dua puluh-an orang bisa menghancurkan lebih dari seratus prajurit terlatih dalam formasi menara perisai tombak naga mereka. Meskipun jarak antara pemberian dua set perintah itu hanya dua menit, itu tak ada gunanya saat iini.
Sudah terlalu terlambat!
0 comments:
Post a Comment