“eh?”
Lampard tak menyangka Alexander akan memiliki permintaan seperti itu. dalam situasi berbahaya seperti ini, yang pertama kali muncul di benak Fei bukanlah keselamatan dirinya sendiri, tapi keselamatan Angela dan Emma. Ini menaikkan kesan Alexander beberapa poin.
Akan tetapi, itu hanya beberapa poin karena keputusan Fei untuk meninggalkan kastil dan berinisiasi untuk menyerang, menurunkan kesannya.
Bahkan orang terbodoh di Chambord bisa mengatakan kalau melakukan inisiasi untuk menyerang adalah keputusan terburuk. Itu hanya akan membuat prajurit berharga dari Chambord terbunuh tanpa menghasilkan apapun. Terlebih lagi itu akan memberikan para musuh yang disenjatai serta terlatih dengan baik mendapatkan keuntungan lebih besar.
Lampard menerima fakta kalau Alexander kuat dan pemberani setelah menengok kembali pertarungan kemarin, hingga ia merasa kalau itu berada diluar perkiraannya. Tapi, saat berada dalam peperangan, kalau seseorang tak memiliki kekuatan atau tenaga dari pendekar setingkat bulan, kekuatan individual tak akan bisa menyelesaikan banyak masalah. Lampard tak ingin melihat Alexander menjadi arogan karena beberapa kemenangan.
“Kalau aku menggunakan serangan tiba-tiba, mungkin aku bisa menghancurkan trebuchet itu, jadi…. Kau tak perlu berlari mengejar kematianmu.”
Untuk kawan lama yang jiwanya sudah berada di surga dan Angela yang polos dan murni, Lampard memutuskan meskipun luka dalam tersembunyinya akan muncul, ia harus mencoba menghancurkan trebuchet tersebut. Mesin itu adalah ancaman terbesar untuk Chambord. Akan tetapi, ada resiko yang tinggi…. Satu-satunya harapan adalah kalau trebuchet tersebut tak dilindungi oleh pendekar atau penyihir tingkat bintang tinggi.
“Paman Lampard, ini bukan hanya masalah beberapa trebuchet. Dalam situasi ini, meskipun kalau bisa menghancurkan semua trebuchet, Chambord tak akan bertahan lama dalam serangan musuh…. Tenang saja, pria yang takut mati seperti diriku tak akan melakukan apapun yang terlalu beresiko.”
Setelah Fei mengatakannya, ekspresinya berubah menjadi serius dan ia mendekat ke Lampard. Ia berbisik, “Selain itu, kau harus tetap berada di dinding pertahanan. Hanya kau seorang yang bisa menahan ular berbisa yang sedang bersembunyi.”
Ekspresi Lampard tiba-tiba berubah.
“Kau juga sudah menemukannya?”
Sebuah senyum misterius muncul di wajah Fei. Ia mengangguk sedikit, “Eh, sayangnya aku hanya menemukan beberapa petunjuk; aku tak yakin siapa itu sebenarnya…. Tapi aku merasa kalau hanya kau seoranglah yang bisa sementara menahannya.”
Lampard mengangguk, tapi ekspresi nya menegang sedetik setelahnya. Ia memandang Fei; sebuah energi air berwarna biru tiba-tiba muncul dan menyelimuti tangan kanannya. Ia tak mengatakan apapun dan melangkah kedepan, dan energi yang menyelimuti tangannya bertumbuh semakin besar. Sebuah tinju secepat kilat ditujukan pada dada Fei.
Akan tetapi, tampaknya Fei sudah menyadarinya, dan ia sama sekali tidak takut.
“Whuush!”
Fei juga melemparkan tinju. Tak ada kemampuan apapun dalam tinju tersebut. Tinju tersebut murni kekuatan fisik. Meskipun tinju tersebut tak mengandung energi apapun, tinjunya meninggalkan bayangan saat meledak di udara.
“Boom!”
Dua tinju bertabrakan satu sama lain dengan keras.
Tiba-tiba, sebuah gelombang energi meledak di tengah tabrakan tersebut. Seperti topan kencang, para prajurit di sekitar harus menutup mata mereka untuk mengatasi ledakan besar tersebut. Beberapa dari mereka bahkan berteriak saat terdorong kebelakang oleh gelombang energi tersebut; mereka bahkan tak bisa memegang senjata mereka.
Energi biru seperti air yang menyelimuti tangan kanan Lampard hancur dan dengan cepat menghilang. Lampard sendiri berguncang dam hampir tak bisa berdiri.
Fei terpental tiga langkah kebelakang dengan tabrakan tenaga tersebut. Nafasnya kencang; tangan kanannya terasa kebas dan lengan kanannya letih dan kesakitan.
“Bagus!” Lampard mengangguk. Ia senang setelah melihat Fei. Akan tetapi. Ia justru lebih terkejut dan syok. Kemajuan Fei hampir terlalu konyol untuk dimengerti olehnya. Pendekar nomer satu tersebut akhirnya menyetujui keputusan Fei.
“kekuatanmu sudah cukup untuk melindungi dirimu sendiri disana. Oke, aku akan tinggal di dinding pertahanan, dan kau bisa melakukan inisiasi untuk menyerang…. Tapi ingat, kalau situasi menjadi sangat berbahaya, jangan keras kepala. Hancurkan beberapa trebuchet dan kembali bersama dengan para prajurit. Kita hanya perlu menahan mereka sedikit lama lagi. Kekaisaran Zenit akan segera diberitahu dan bantuan akan tiba.” Lampard berbicara dengan ekspresi kompleks diwajahnya.
Ini adalah kali pertama Lampard berbicara sebanyak ini kepada Alexander. Meskipun ia tak mengatakan banyak hal, Fei tetap merasakan kepedulian dan perhatian yang diberikan oleh Lampard kepadanya.
“Eh, percaya kepadaku, aku tahu apa yang harus dilakukan.”
Fei memberi hormat pada Lampard, kemudian berbalik dan berjalan kembali ke menara jaga.
Saat Lampard menyerangnya, Fei tau ia sedang menguji kemampuannya. Lampard hanya akan membiarkannya meninggalkan kastil kalau kekuatannya sesuai dengan standar Lampard.
Tes ini juga mengkonfirmasi prediksi awal Fei; seorang barbarian level 12 bisa mengalahkan pendekar berbintang dua, tapi akan mengalami kesulitan melawan pendekar bintang tiga.
Saat Lampard meninjunya, Fei mencoba melawannya menggunakan seluruh kekuatan yang ia miliki, tapi itu hanya menghancurkan energi yang menyelimuti tangan Lampard. Fei disisi lain terdorong kebelakang beberapa langkah dan kehilangan kendali dari pertarungan.
“Aku perlu meningkatkan kekuatanku, dengan cepat!” Fei sudah memutuskan. Setelah Chambord melewati masalah ini, ia harus kembali ke dunia Diablo seketika juga untuk meningkatkan level karkaternya dan meningkatkan kekuatan serta daya serangnnya. Satu-satunya cara untuk bertahan dan mempertahankan orang-orang terdekatnnya di benua Azeroth yang dipenuhi dengan peperangan ini adalah menjadi kuat dan memiliki pengaruh yang kuat.
Saat Fei kembali ke menara jaga, Brook sudah menunggunya dengan dua puluh pria besar.
Pria-pria ini semua setinggi kira-kira 7 kaki (210cm) dan setengah telanjang, menunjukkan tubuh super kekar mereka yang dipenuhi dengan kekuatan eksplosif. Mereka dipenuhi rambut hitam, yang membuat mereka sama seperti manusia hewan dari alam liar.
Pria-pria kuat ini adalah orang yang sudah dipilih oleh Brook.
“Boom! Boom! –”
Fei mengangguk dan menepuk dada dari pria besar yang berdiri disampingnya: “Prajurit, katakan padaku siapa namamu.”
“Drogba, yang mulia. Dider Drogba!”
“Baiklah, tunjukkan padaku kekuatanmu, prajurit Drogba.” Fei bertanya sembari tersenyum.
Senyum rendah hati muncul di wajah Drogba saat ia mendengarnya. Ia melihat kesekitar dan berjalan ke menara jaga. Ia membungkukkan punggungnya pada batasan dinding dengan lebar 5 yard. Otot tubuh bagian atasnya muncul saat ia menggunakan kekuatan untuk menariknya keluar dari tanah.
Fei merasa senang. Batas dinding tersebut setidaknya seberat enam ratus atau tujuh ratus pound, tapi Drogba tak punya masalah untuk mengangkatnya. Tampaknya ini bukanlah batasan untuknya. Fei harus mengakui kalau orang-orang di benua Azeroth mempunya tubuh lebih kuat dibandingkan dengan orang-orang di bumi. Pria yang dipanggil Drogba inibisa dengan mudah memenangkan kompetisi Manusia Terkuat di Bumi.
“Hebat! Prajurit yang tak terkalahkan!” Fei menilai Drogba sembari tertawa. Ia berjalan ke Drogba dan dengan satu tangan mengambil pembatas dinding tersebut dari Drogba. Ia menggunakan sedikit kekuatannya pada pembatas tersebut dan pembatas tersebut melayang puluhan yard jauhnya. “Boom!” pembatas tersebut jatuh ke tanah dan membuat banyak debu berhamburan.
Fei yang sangat mudah melempar pembatas tersebut membuat dua puluh pria kuat yang ada terkejut.
Drogba adalah yang terkuat diantara mereka semua, dan ia hanya bisa mengangkat pembatas tersebut dengan dua tangan, tetapi raja Alexander melempar pembatas dinding tersebut dengan satu tangan seolah itu hanyalah sebotol air. “Jenis kekuatan seperti apa itu? tak terbayangkan!”
Para pria kuat ini sudah 100% ditaklukkan. Mereka memandangi Fei dengan penuh semangat. Ini adalah apa yang ingin Fei lihat.
Dalam barbarian mode, barbarian level 12 bisa mengeluarkan kekuatan sekitar 5,000 pound berat. Kekuatan fisik tak terhingga adalah definisi dari seorang barbarian. Satu-satunya cara untuk mengubah pria kuat dan kekar ini menjadi anak buahnya adalah dengan mengalahkan mereka dalam hal terbaik yang bisa mereka lakukan.
“Kalian semua adalah pria-pria terkuat di Chambord dalam hal kekuatan fisik, tapi aku tak yakin apakah keberanian kalian sekuat kekuatan fisik kalian.” Fei merangsang pria-pria kuat ini untuk memompa moral mereka.
Setelah Fei selesai berbicara, semua mata pria tersebut memerah karena amarah. Beberapa dari mereka menepuk dada dan beberapa membunyikan persendian mereka dengan ‘kretak’; mereka tak bisa menunggu untuk menunjukkan terbuat dari apa mereka sebenarnya.
“Hahaha. Bagus. Aku akan pergi meninggalkan kastil untuk memberi pelajaran berharga untuk para bajingan itu. bagaimana dengan ini? apa kalian berani pergi bersamaku dan membuat mereka berlari ke ibu mereka?” Fei tiba-tiba berbalik dan menunjuk pada musuh yang berada di jembatan, yang tampak seperti ular raksasa yang sedang melata.
“Yang mulia, hamba ingin pergi dan memberi mereka pelajaran sejak lama!” pria besar bernama Drogba berteriak sembari mengayunkan tinjunya.
“Yang mulia, hamba ingin menjadi pimpinan pasukan dan maju di barisan paling depan.”
“Hamba bisa menghajar mereka sendiri, hahaha, bagaimana mungkin hamba takut kepada mereka?”
“Hamba sudah meremukkan dua puluh satu tengkorak, dan hamba tak keberatan untuk memecahkan beberapa tengkorak lagi.”
Setelah para pria kuat tersebut mendengar keputusan Fei, tak ada satupun dari mereka yang takut, tapi mereka malah bersemangat. Mereka tak bisa menunggu untuk menyerbu para musuh.
Saat itu –
“Yang mulia, apa yang anda butuhkan sudah siap.”
[pierce berteriak dari jauh. Dan teriakannya menarik perhatian semua orang. Ada kira-kira empat puluh prajurit yang mengikuti pierce. Mereka semua berkeringat saat membawa zirah ksatria super tebal keatas dinding pertahanan.
0 comments:
Post a Comment