Fei mencoba menahan dirinya sendiri dan mengeluarkan pertanyaan ketiga dari mulutnya, “Aku ingin tahu apakah aku bisa membawa item dari dunia ini ke duniaku. Kau tau apa yang ku maksud bukan? Pendeta terhormat akra.”
Fei sudah bersiap.kalau Akara mengatakan sesuatu seperti, “Itu adalah perintah dewa” atau “Aku tidak tahu”, Fei akan secara harfiah meninju Akara; “Konsekuensi? Persetan dengan hal itu!” pikir Fei. Dia tak peduli apa konsekuensinya kalau bertarung dengan pimpinan [Rogue Encampment].
Untungnya, jawaban Akara sama sekali tidak seperti itu –
“Pengelana muda, kau harus mengingat aturan ini – di dunia ini, semuanya ada harganya… hehehe, kalau kau punya dan ingin menukarkan item yang bahkan akan membuat dewa iri, kau bisa mendapatkan apapun Yang kau inginkan!”
“Jadi maksudmu, kalau aku bisa membayarnya, aku bisa membawanya ke duniaku, begitu?”
“Pria muda, apa ini pertanyaan keempatmu?”
“Perempuan sialan, kau terlalu pelit!” Fei mengumpat dalam benaknya,
Meskipun ia merasa kesal, ia tampak hormat kepada Akara. Ia menggelengkan kepalanya, “Tidak, tentu saja tidak.” Fei benar-benar takut akan ketamakan Akara. Dia dengan cepat menanyakan pertanyaan keempat, “Kenapa aku dipaksa keluar dari dunia ini setelah beberapa jam? Apa itu suara yang ada dikepalaku?”
“Itu adalah bimbingan dewa… anakku, saat kekuatan mental/jiwamu cukup kuat, kau akan bisa tinggal di dunia ini selamanya. Tapi saat ini, tampaknya kau masih belum bisa. Dengan kekuatan mentalmu saat ini, kau hanya bisa tinggal di dunia ini selama empat jam!”
“Kekuatan mental!? Jadi itu kuncinya!” Fei sekarang tahu.
Setelah Fei mendapatkan jawaban, ia berbalik dan berjalan dengan epat.
Dia khawatir kalau ia akan melakukan hal yang tak diinginkan kepada Akara. Siapa yang bilang kalau NPC itu bodoh dan tujuan mereka hanya untuk menjalankan plot dari permainan? Fei percaya kalai konsep ini terlalu keras dan menderita kerugian saat bernegosiasi dengan Akara.
“Pengelana muda, kau masih punya satu kesempatan terakhir untuk beratnya.” Kata Akara dengangembira.
“Aku akan menyimpan pertanyaan terakhirku untuk saat ini. aku akan datang dan bertanya kepadamu saat aku mendapatkan pertanyaan yang seharga 2,000 emas!”
…
“Tampaknya aku harus lebih berhati-hati sat berurusan dengan NPC dari dunia ini, atau mereka akan menyedotku habis seperti seorang vampir. Sialan, mereka lebih mengerikan dibanding monster yang berada di lading.
Setelah berbicara dengan Akara, Fei memutuskan untuk menaikkan level karakternya.
Kastil Chambord sedang berada dalam bahaya serius, jadi ia harus meningkatkan kekuatannya saat itu juga. Bahkan meskipun ia tak bisa mempertahankan kastilnya, ia masih bisa melindungi orang-orang yang dekat dengannya.
Cara tercepat untuk naik level bukanlah dengan membunuh monster tanpa henti untuk mendapatkan experience (pengalaman/poin untuk naik level) tapi dengan menyelesaikan beragam quest. Experience yang bisa ia dapatkan dengan cara ini lebih efisien, jadi sebelum Fei meninggalkan [Rogue Encampment], ia pergi ke Kashya, pimpinan militer dari perkemahan.
Darinya, Fei mendapatkan quest keduanya – [Perkuburan Saudari], Fei harus membunuh [Blood Raven] (Gagak Darah) yang tinggal disana.
Sebagai pimpinna militer di perkemahan. Kashya punya banyak pengembara wanita dibawah komandonya. Dalam permainan orisinal, saat pemain menyelesaikan questnya, mereka akan mendapatkan kepercayaan dari pimpinan militer ini dan ia akan memberikan mereka pengembara bayaran untuk bertarung disamping para pemain.
“Hehehe, aku ingin tahu apakah para pengembara perempuan disini sama cantiknya dengan mereka yang berasal dari permainan orisinal.” EQ Fei langsung anjlok saat ia memikirkan para gadis. Ia mencoba mengintim ke tenda dibelakang milik Kashya dimana para pemgembara perempuan tinggal. Suara renyah tawa datang dari tenda dan itu membuat rasa penasaran Fei memuncak.
Akan tetapi, tabir/tirai tenda menghalangi pandang Fei dan ia tak bisa melihat apapun. Fei harus meninggalkannya dan pergi dari [Rogue Encampment].
….
[Blood Raven] adalah pengkhianat dari [Rogue Encampment] dan seorang pengembara yang rusak. Ia tinggal di Pemakaman di [Dataran Dingin]. Ia bukan hanya boss yang kuat, tapi juga ada banyak monster yang melindungi/menjaganya.
Saat Fei meninggalkan perkemahan dan berjalan melalui [Ladang Darah], ia membunuh banyak monster. Setelah dua jam berkelana, ia akhirnya memasuki [Dataran Dingin] dibawah hujan deras.
Saat itu, Fei sudah menaikkan level karakter barbariannya ke level 7. Seperti banyak game RPG (Role Playing Games (Permainan memerankan suatu peran)), ia perlu lebih banyak experience dan waktu untuk menaikkan level seiring dengan semakin meningkatnya level. Sebelumnya Fei hanya perlu waktu kurang dari tiga jam untuk naik dari level 0 ke level 5, tapi sekarang ia butuh dua jam untuk naik ke level 7 dari level 5.
Sama seperti namanya, [Dataran Dingin] lebih dingin dibandingkan [Ladang Darah]. Rasanya sama seperti pergi dari Brazil langsung ke Kutub utara. Monster yang berada disini juga lebih kuat. Kecuali [Fallen Shaman] atau [Vampire], yang adalah monster umum, ada tipe monster baru yaitu – [Corrupt Rogue] (Pengembara Kotor). Mereka pada dasarnya adalah pengembara yang sudah menyerap tenaga kematian dari neraka dan berubah menjadi jahat. Mereka menggunakan tombak danpedang untuk menyerang Fei saat mereka melihatnya muncul di [Dataran Dingin]. Mereka menyerbu Fei dalam kelompok. Saat satu mati, ia berteriak dan memanggil lebih banyak [Corrupt Rogue] untuk muncul.
Tak mungkin Fei bisa menghindari mereka, jadi dia mempersiapkan diri dan bertarung untuk mencari jalan keluarnya.
Setelah satu jam, Fei akhirnya sampai di Tanah Pemakanan dimana [Blood Raven] tinggal.
Hanya ada sisa waktu satu jam lagi sebelum ia menghabiskan batas waktu empat jam perhari di dalam dunia Diablo. Masih ada cukup waktu yang bisa digunakan Fei untuk menyelesaikan quest-nya sebelum ia ditendang keluar dari dunia ini.
Tapi sebelum itu, Fei memeriksa statusnya dan memutuskan untuk melakukan satu hal – pergi kembali ke perkemahan untuk memperbaiki senjata sekaligus zirahnya, dan membeli beberapa potion. Pertarungan di [Dataran Dingin] sudah membuat item Fei using. Daya tahan dan keefektifan dari itemnya sudah banyak berkurang. Kalau ia ingin melawan boss dari [Dataran Dingin] [Blood Raven] seperti itu, dia lebih baik menusuk pantat harimau dengan sebuah tongkat, itu adalah cara yang lebih mudah untuk mati.
Fei membuka [Slot Item]-nya dan menggunakan [Town Portal Scroll]. Fei melangkah masuk kedalam portal oval biru yang muncul. Setelah desingan, Fei diteleportasikan kembali ke [Rogue Encampment].
Dari ingatan Fei dalam permainan orisinal, ada seorang perempuan yang dipanggil Charsi, seorang NPC penempa/pandai besi yang menjual dan memperbaiki senjata dan baju pelindung.
Fei memeriksa peta kecil dan menemukan Charsi yang jaraknya beberapa tenda darinya. Dia adalah wanita muda yang tampak berumur sekitar delapan belas tahun. Meskipun Charsi cantik, ia tak punya penampilan wanita yang anggun tapi rapuh, mungkin karena ia adalah seorang pandai besi. Ia tampak pemberani, tapi tak tampak senang, seolah ada sesuatu yang mengganggunya.
Ia tak terkejut dengan kedatangan Fei.
Setelah Fei berbicara dengannya, kapak dan baju pelindungnya diperbaiki dengan harga dua puluh koin emas. Fei juga menjual item yang tak dibutuhkannya dari monster kepada Charsi. Ia menemukan kalau dengan item yang sama, ia mendapatkan lebih banyak koin emas dari Charsi dibandingkan dari Akara.
“Pendeta wanita itu bukan telur yang baik*!” rasa benci Fei terhadap Akara tumbuh lebih besar. Ia bersumpah kalau ia tak akan menjual item-nya lagi kepada Akara.
*pepatah untuk menunjukkan sikap/kepribadian seseorang.
Charsi tak tampak seperti ingin mengobrol, jadi Fei berterimakasih dengan sopan kepadanya dan pergi kembali ke [Dataran Dingin] untuk melawan boss area [Blood Raven]. Sudah tak tersisa banyak waktu.
….
Setelah lima puluh menit.
“AHAAAAAAAAAAAA – !!”
Suara teriakan sedih seorang wanita mengganggu dataran yang sepi itu.
Fei terluka diseluruh tubuhnya. Setelah pertarungan yang tegang dengan [Blood Raven], satu dari beberapa pengembara jahat yang paing kuat, ia akhirnya mati dibawah kapak Fei. Fei tak tau malu menyeret pertarungannya, dia berlari dari boss-nya saat darahnya rendah dan bertarung kembali dengan boss-nya setelah ia menggunakan potion darah. Meskipun ia licik, tapi tak ada cara lain agar Fei bisa memenangkan pertarungan itu; [Blood Raven] benar-benar terlalu kuat.
Setelah [Blood Raven] mati, banyak sambaran petir keluar dari tubuhnya. Dengan cepat memenuhi seluruh Tanah Pemakaman seolah itu adalah akhir dunia.
Akan tetapi, Fei sama sekali tak terluka oleh petir itu. tampaknya tujuan utama dari petir itu bukanlah untuk membuat kerusakan.
Setelah beberapa saat, petir itu menghilang. Sebuah peristiwa aneh muncul – diatas mayat dari [Blood Raven], sesosok ilusi perempuan, seperti seorang malaikat, naik ke angkasa. Ia tampak seperti seorang pengembara wanita.
“Itu pasti jiwa yang malang dari pengembara ini sebelum ia terjatuh dalam kejahatan.” Pikir Fei. “Tindakanku pasti sudah menyelamatkannya.”
Setelah beberapa detik hanyut dalam keseriusan, ia dengan cepat memeriksa mayat dari [Blood Raven]. Menurut teori, setelah membunuh boss seperti [Blood Raven], magic item akan diberikan sebagai hadiah.
Dan seperti yang Fei duga, sebuah cahaya biru berkedip dibawah mayat itu.
0 comments:
Post a Comment